IMUNISASI
a) PENGERTIAN
IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal
atau resisten.Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap
suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit
itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi
lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada
anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,
sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya.Imunisasi tidak cukup
hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap
terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi
adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.Beberapa penyakit
yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio,
difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam,
yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap
penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian
bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna
membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang
kuat.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan
dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada
seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk
ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut
dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh
orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.
b)
Macam-macam
imunisasi
a)
IMUNISASI
BCG
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar
dari infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2),
Ditemukan oleh Calmette dan Guerin.
Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan
di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan.
Imunisasi ulang tidak perlu,
karena keberhasilan diragukan.Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan
4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam,
sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari
(indoor day-light).
b)
IMUNISASI
HEPATITIS B
Ø Vaksin berisi HBsAg murni
Ø Diberikan sedinimungkin setelah lahir
Ø Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid,
dosis 0,5 ml.
Ø Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
Ø Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin
hepatitis B 12 jam setelah lahir +
imunisasi Hepatitis B
Ø Dosis kedua 1 bulan berikutnya
Ø Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
Ø Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
Ø Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml
Ø Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai
program imunisasi pada tahun 1997
c)
IMUNISASI CAMPAK
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick
chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin
Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades.
Ø Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada
antibodi yang diperoleh dari ibu.
Ø Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.
Ø Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat
Celsius
Ø Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada
suhu 2-8°C
Ø Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6
bulan, diulang 6 bulan kemudian
Ø Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam
setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang.
d)
IMUNISASI
MMR
Ø Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari
:
·
Measles strain
moraten (campak)
·
Mumps strain
Jeryl lynn (parotitis)
·
Rubela strain RA
(campak jerman)
Ø Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12
tahun
Ø Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1
bulan setelah suntikan imunisasi lain.
Ø Kontra indikasi: wanita hamil, imuno kompromise,
kurang 2-3 bulan sebelumnya mendapat transfusi darah atau tx imunoglobulin,
reaksi anafilaksis terhadap telur
e)
IMUNISASI
TYPHUS
Ø Tersedia 2 jenis vaksin:
·
suntikan
(typhim) ® >2 tahun
·
oral (vivotif) ®
> 6 tahun, 3 dosis
Ø Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan
dengan dosis 0,5 ml secara IM.
Ø Ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
Ø Disimpan pada suhu 2-8°C
Ø Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B
Ø Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu
setelah imunisasi
Ø Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang
ruam kulit dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.
f)
IMUNISASI
VARICELLA
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain
OKA yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun.
Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C
Kontraindikasi: demam atau infeksi akut,
hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, tx imunosupresan, keganasan, HIV,
TBC belum tx, kelainan darah. Reaksi imunisasi sangat minimal, kadang terdapat
demam dan erupsi papulo-vesikuler.
g)
IMUNISASI
HEPATITIS A
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada
anak umur > 2 tahun.Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan
kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara
IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah,
mual, muntah dan
hilang nafsu
makan.
h)
VAKSIN
COMBO
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis
produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B
+HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari
organisme penyakit yang sama, misal: OPV
Tujuan pemberian dari vaksin
combo adalah sebagai berikut :
Ø Jumlah suntikan kurang
Ø Jumlah kunjungan kurang
Ø Lebih praktis, compliance dan cakupan naik
Ø Penambahan program imunisasi baru mudah
Ø Imunisasiterlambat mudah dikejar
Ø Biaya lebih murah
Daya
proteksi
Titer antibodi salah satu antigen lebih rendah namun
masih diatas ambang protektif. Efektivitasnya sama di berbagai jadwal
imunisasi. Bisa terjadi kemampuan membuat antibodi utk mengikat antigen
berkurang.Dapat terjadi respon imun antigen kedua berubah.Reaktogenitas yang
ditentukan terutama oleh ajuvan tidak berbeda jauh.Nyeri berat lebih sering
terjadi pada vaksin kombo (Bogaerts, Belgia).Cakupan imunisasi menjadi lebih
tinggi.KIPI pada dosis vaksin ekstra tidak bertambah.
COLD
CHAIN (RANTAI DINGIN)
Ø Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari
pabrik sampai ke sasaran.
Ø Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat
Ø Pintu lemari es harus selalu tertutup dan terkunci
Ø Simpan termometer untuk memonitor lemari es
Ø Taruh vaksin Polio, Campak, pada rak I dekat freezer.
Ø Untuk membawa vaksin ke Posyandu harus menggunakan
vaccine carrier/ termos yang berisi es.
3. TUJUAN
IMUNISASI
Ø
Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang
Ø
Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
4.
SYARAT KEBERHASILAN IMUNISASI
Keberhasilan
imunisasi bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
1. Status Imun Penjamu:
2. genetic
3. kualitas vaksin di antaranya :
a. cara pemberian
b. Dosis
vaksin
c. Frekuensi Pemberian
d. Ajuvan :
Zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
e. Jenis Vaksin
5. JADWAL
IMUNISASI
JENIS
VAKSIN
|
UMUR
PEMBERIAN VAKSIN
|
||
4
BULAN
|
5
BULAN
|
6
BULAN
|
|
Hepatitis
B
|
3
|
||
Polio
|
2
|
3
|
|
DTP
|
2
|
3
|
|
HIB
|
2
|
3
|
|
Pneumokokus
|
2
|
3
|
|
influenza
|
1
|
6. PERTANYAAN
BUNDA TENTANG IMUNISASI
a. Setelah
suntikan imunisasi, perlukah diberikan obat penurun panas untuk menghindari
efek samping panas ?
Ø Tidak
perlu, karena tidak semua pemberian imunisasi menimbulkan panas, reaksi bayi
berbeda satu sama lain
Ø Walaw
panas, umumnya tidak tinggi dan hanya terjadi sekitar sehari hingga dua hari
saja
Ø Bila
sikecil panas lebih dari 37,5`C, setelah pemberian suntikan imunisasi, dapat
diberi sesuai dosis dan kata dokter
b. Apakah
beberapa imunisasi dapat diberikan dalam satu waktu?
Ø Ya,
umumnya pemberian 2 vaksin sekaligus tidak berefek samping, bahkan kini
pemberian beberapa imunisasi dalam 1 suntikan, kini dapat diberikan
c. Bila
imunisasi sikecil terlewat, apakah pemberiannya harus diulang dari awal ?
Ø Tidak,
sikecil tetap dapat diberikan imunisasi sesuai jadwal. Berikut imunisasi yang
terlewat dapat diberikan kemudian
d. Bagaimana
jika bekas suntikan imunisasi bengkak dan kemerahan ?
Ø Daerah
yang merah dan bengkak dapat dikompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa
sakit
dikutip dari: Buklet Seri Tumbuh kembang Anak 4-6 bulan,
“saatnya berinteraksi” Meadjohnson nutrition.
Ranuh I.G.N. Pedoman Imunisasi Di
Indonesia.Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit IDAI, 200
INISIASI DINI
1.
PENGERTIAN
INISIASI DINI
a) Menurut
Etimologi
`Inisiasi
berasal dari kata bahasa Latin, initium, yang berarti masuk atau permulaan,
secara harafiah berarti masuk ke dalam; Inisiasi terdapat di dalam ritus
kehidupan di berbagai tempat; Ritual dilakukan ketika bersyukur atas bayi di
dalam kandungan, lahir, pubertasi (akil balik), pernikahan, hingga kematian;
Ritus erat hubungannya dengan proses kehidupan manusia; Praktek inisisasi
sebenarnya telah dilakukan oleh banyak kelompok, suku, kelompok keagamaan, dan
kelompok mistik.
Di
dalam bahasa Inggris, Inisiasi berasal dari kata initiate, yang berarti memulai
suatu kegiatan; Inisiasi adalah sebuah perayaan ritus yang menjadi tanda masuk
atau diterimanya seseorang di dalam sebuah kelompok atau masyarakat; Inisiasi
juga menjadi sebuah tanda formal diterima menjadi dewasa di dalam sebuah komunitas;
Setiap daerah atau tempat memiliki cara dan ritual yang berbeda-beda sebagai
wujud inisiasi; inisiasi merupakan ritual sebagai tanda seseorang diterima di
dalam sebuah komunitas atau suku; Inisiasi merupakan gejala sosio-antropologis
yang muncul dan berkembang di dalam setiap komunitas atau masyarakat.
b) Menurut
Departemen Kesehatan RI
Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana
bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting
susu) (Depkes RI, 2008). Pada keadaan ini IMD merupakan proses membiarkan bayi
dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah
lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu (Depkes RI,
2008). Dengan melakukan IMD, bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di
dunia. Selain itu, kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam
proses IMD tersebut. Sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata
daya tahan tubuh bayi akan drop (turun) hingga mencapai 25% (Wardani, 2008)
c) Menurut
WHO dan UNICEF
WHO
dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan
‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22
persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan ayi dengan kulit ibu
(Depkes RI, 2008).
d) Menurut
paparan Dr. Utami Roesli, SpA,MBA,IBCLC sebagai ketua umum sentra laktasi
Indonesia
Inisiasi
dilakukan ketika bayi lahir, tali pusat dipotong, lalu di lap kering dan
langsung diberikan pada ibu. Harus ada sentuhan skin to skin contact, dimana
bayi tidak boleh dipisahkan dulu dari ibu. Yang perlu di jaga adalah suhu
ruangan, dan sebaiknya bayi memakai topi bayi karena disitu banyak keluar
panas. Suhu yang tepat adalah 28-29 derajat Celcius.
Dari
beberapa pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di
mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke
puting susu) dalam 1 jam pertama kehidupannya. Dengan tujuan agar bayi dapat
mengenal dunia barunya dan menyelamatkan hidupnya serta merekatkan ikatan kasih
sayang yang kuat antara ibu dan anak.
2.
TUJUAN
INISIASI MENYUSU DINI
Adapun
tujuan dari inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut:
a) Memperkenalkan
ikatan kasih sayang antara bayi dengan ibu sesegera mungkin melalui inisiasi
menyusu dini.
b) Mempertahankan
kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal
c) Mencegah
hipotermi
d) Mencegah
perdarahan pasca persalinan
e) Mempercepat
produksi ASI
f) Memberi
perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi
3.
SYARAT-SYARAT
INISIASI MENYUSU DINI
Inisiasi
dini menyusui mencakup beberapa syarat lain:
Ø Tali
pusat dipotong
Ø tubuh
bayi dikeringkan sekedarnya dan telanjang,
Ø ibu
terlentang dengan dada-perut tanpa penutup,
Ø Harus
ada skin to skin contact
Ø bayi
ditengkurapkan di perut ibu dengan kepala mengarah ke payudara,
Ø bayi
dibiarkan merayap untuk menemukan putting dan mengisapnya untuk pertama kali.
4.
TAHAP-TAHAP
INISIASI MENYUSU DINI
Roesli
(2008) menyebutkan bahwa bayi manusia sama seperti halnya bayi mamalia lain,
bayi manusia juga mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan
kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera
setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu ini dapat membantu
proses perlekatan yang baik dan menjadi kunci keberhasilan dalam menyusui. Pada
hari-hari pertama setelah kelahiran, ibu memang tidak memproduksi banyak susu,
tetapi yakinlah bahwa jumlah itu sudah cukup untuk si jabang bayi. Terkadang,
meskipun ASI dipompa keluar dan tidak ada yang tampak mengalir, itu sama sekali
bukan bukti bahwa ASI tidak ada atau tidak cukup. Karenanya, posisi perlekatan
yang benar akan sangat membantu bayi memperoleh ASI yang dibutuhkannya, dan itu
memang tidak sebanyak yang dibayangkan orang dewasa (Newman, 2005).
Berikut
ini beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan inisiasi menyusu
dini, baik pada kelahiran normal maupun kelahiran cesar :
1) SOP
Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan
Ø Dianjurkan
suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.(ABM protocol#5 2003,
UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
Ø Dalam
menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat
kimiawi
Ø Bayi
lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
Ø Bila
bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulitbayi melekat
pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi
dapat diberi topi.
Ø Anjurkan
ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
Ø Ibu
didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
Ø Biarkan
kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India :
2007, ( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5
2003).
Ø Bila
dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
keputing tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat
pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
Ø Setelah
setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai
menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit
K.
Ø Rawat
Gabung Bayi: Ibu – bayi dirawat wat satu
kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and
ABM protocol #5 2003).
Ø Berikan
ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak
diberi dot atau empeng.
2) SOP
Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar
Ø Dianjurkan
suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan.(
ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
Ø Begitu
lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya
terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan
mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
Ø Kalau
bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan
kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
Ø Tengkurapkan
bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit
serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi
diberi topi.
Ø Anjurkan
ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari
puting sendiri.
Ø Biarkan
kulit Bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila
menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama
setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007,
Klaus and Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5
2003).
Ø Bila
bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg mendekatkan bayi keputing,
tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa
menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat padadada ibu, 30 menit atau 1
jam lagi.
Ø Bila
operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat
didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi
ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
Ø Bila
ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi
ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
Ø Rawat
Gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24
jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja
tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot
atau empeng.
3) SOP
Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli (kelahiran anak kembar)
Ø Dianjurkan
suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO:
BFHI Revised, 2006).
Ø Bayi
pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan,
talipusat diikat.
Ø Bila
bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu dengan
kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya
diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
Ø Anjurkan
ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
Ø Bila
ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah
memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan
metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
Ø Bayi
kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat
diikat.
Ø Bila
bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapakan di
dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi
pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya
diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
Ø Biarkan
kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulitibu selama paling tidak satu jam; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan
sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India :
2007, ( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol
#5 2003).
Ø Bila
dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi
keputing tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau
1 jam lagi kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Ø Rawat
Gabung :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
(American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja
tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot
atau empeng.
pada
saat proses Inisiasi Menyusui Dini akan terjadi tahap-tahap seperti ini
(berdasarkan penelitian Ilmiah):
Ø Sesaat
setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsungdiletakan di dada si ibu
tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya,kulit ketemu kulit. Ternyata suhu
badan ibu yang habis melahirkan 1derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu
kedinginan, otomatis suhubadan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi
kepanasan, suhu badanibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa
si ibu yangakan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya.
Setelahdiletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama
20-30menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisirkeadaannya
setelah trauma melahirkan.
Ø Gerakan
kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebihtenang, maka secara
otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak.
Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna, karena ternyata kaki si
bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perutibunya di atas rahim. Gerakan ini
bertujuan untuk menghentikanpendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung
dari si bayi. Berdasarkan pengalaman seorang dokter, ia menceritakan bahwa Pernah ada dukunberanak melakukan proses
melahirkan, dan ternyata si ibu mengalamipendarahan hebat. Pada saat itu si
dukun meletakkan anaknya di dada siibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan
kakinya memasage perut ibunyabahkan lebih dari satu jam, sampai pendarahan si
ibu berhenti.
Ø Setelah
melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkandengan mencium tangannya,
ternyata bau tangan si bayi sama dengan bauair ketuban. Dan ternyata wilayah sekitar
puting si ibu itu jugamemiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau
tangannya, si bayimembantu si bayi untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak.
Dia akanmulai bergerak mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat2 dada
si ibu. Ternyata jilatan iniberfungsi utk membersihkan dada si ibu dari
bakteri2 jahat dan begitumasuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri2
yang baik dalamtubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi
karena hanyasi bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan dada si
ibu.
Ø Setelah
itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang bertujuan untuk
merangsang supaya air susu si ibu segeraberproduksi dan bisa keluar. Lamanya
kegiatan ini juga tergantung darisi bayi itu
Ø Terakhir
baru mulailah si bayi itu menyusu.
Namun
demikian saat ini masih ditemukan praktik IMD yang salah seperti berikut
(Roesli, 2008):
1) Begitu
lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2) Bayi
segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
3) Karena
takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
4) Dalam
keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan
kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15 menit) atau
sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perinium.
5) Selanjutnya
diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut
bayi.
6) Setelah
itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk
ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan
kadang diberi tetes mata.
5.
MANFAAT
INISIASI MENYUSU DINI
Inisasi
Menyusui Dini besar manfaatnya terhadap keberhasilan menyusui. Dalam Wardani (2008)
dr. Radix Hadriyanto SpA dari RS Adi Husada menyatakan, sebanyak 50% bayi lahir
normal yang dipisahkan dari ibunya saat dilahirkan tidak dapat menyusu,
sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan
dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak dapat menyusu. Bahkan inisiasi dini
ini juga memiliki nilai manfaat untu ibu, manfaat IMD terhadap ibu antara lain:
1) Meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu dan bayi (JNPK-KR, 2007).
2) Merangsang
kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risiko perdarahan sesudah melahirkan.
Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga
membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan( Wardani, 2008).
3) Memperbesar
peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa
bayi (6 bulan-2 tahun). Sebuah penelitian pada beberapa bayi di Norwegia (dalam
Gupta, 2007) menyebutkan, 69% bayi yang menyusu sejak kelahirannya tetap
menyusu pada ibunya 3 bulan bulan lebih lama dibandingkan dengan 47% bayi
lainnya yang mulai menyusu sesudah 6 jam kelahirannya.
Adapun
manfaat IMD untuk bayi antara lain:
1) Mempertahankan
suhu bayi tetap hangat. Pengendalian terhadap suhu bayi merupakan komponen
penting dalam mencegah kematian pada bayi, terlebih lagi pada kasus bayi BBLR.
Kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi menjadi sebuah metode yang tidak
mahal, aman, dan efektif untuk mempertahankan suhu bayi yang baru lahir. Adanya
kontak ini seolah menjadi ruang perawatan incubator yang mampu menghangatkan
kembali bayi yang mengalami hypothermic (Pan American Health Organization,
2007).
2) Menenangkan
ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung menjadi lebih stabil
(Pan American Health Organization, 2007).
3) Kolonisasi
bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal.
4) Mempercepat
keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama
keluar dari bayi karena meminum air ketuban. Karena Kolostrum merupakan
pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mikonium sehingga mukosa usus
bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI (Irawati, 2007).
Inilah yang menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam.
5) Mengurangi
bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi.
Christensson (1992) (dalam UNICEF Maharashtra, 2008) membandingkan 200 bayi
yang menangis ke dalam 2 kelompok, kelompok bayi pertama didekap dan berada
pada posisi inisiasi menyusu dini (terdapat kontak antara kulit ibu dengan
kulit bayi). Sedangkan kelompok bayi lainnya diselimuti dekat dengan ibunya
selama 90 menit sesudah lahir. Dan selama waktu pengamatan didapatkan hasil
bahwa bayi yang diselimuti menangis lebih lama dibandingkan dengan bayi yang
berada pada posisi inisiasi dini .
6) Mengatur
tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi.
Christensson (1992) (dalam UNICEF Maharashtra, 2008) menyebutkan bahwa
bayi-bayi yang berada pada posisi IMD memiliki tingkat kadar gula dalam darah
90 menit lebih tinggi dan lebih cepat pulih dari asidosis sementara saat lahir,
dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dengan ibunya dan diselimuti
dekat dengan Sang Ibu.
7) Membantu
bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas. Sehingga saraf motoriknya
terlatih (JNPK-KR, 2007).
8) Memperoleh
kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi. Sebab ASI khusus
berwarna kekuningan ini kaya akan antibodi yang melindungi terhadap infeksi dan
alergi, serta mengandung banyak sel darah putih yang berfungsi melindungi
terhadap infeksi (Depkes RI, 2007b).
9) Mencegah
terlewatnya puncak refleks mengisap pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah
lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan
muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian (Nugraha, 2007).
Secara
lebih jelas dalam Paket Modul Kegiatan-Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
Eksklusif 6 Bulan (Depkes RI, 2008) dijelaskan manfaat dari inisiasi menyusu
dini sebagai berikut:
1) Dada
ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan
kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena
hypothermia (kedinginan). Menurut penelitian Dr. Neils Bergman (dalam Roesli,
2008) dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih
panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu
otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu
kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu
bersifat termogulator atau thermal sinchrony bagi suhu bayi.
2) Ibu
dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga
mengurangi pemakaian energi.
3) Bayi
memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI.
Bakteri baik ini akan membuat koloni di ususdan kulit bayi untuk menyaingi
bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4) Bayi
mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan
usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah
asupan makanan. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi,
sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
5) Bayi
memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus,
dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus
bayi.
6) Bayi
yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
7) Sentuhan,
kuluman atau emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya
oksitosin yang penting karena:
Ø Menyebabkan
rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan
ibu.
Ø Merangsang
hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih
kuat menahan sakit atau nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan
timbul rasa sukacita atau bahagia.
6.
FAKTA-FAKTA
TENTANG MANFAAT IMD
a) Penelitian
Dr.Lennart righard
Dari
sebuah penelitian Dr.Lennart Righard ( Departement of Pediatrics, University of
Land, Malmo General Hospital Swedia, pada dasarnya bayi dapat menyusu sendiri
sejak lahir. Bahkan sebuah penelitian di Ghanapada 2006 terhadap 10947 bayi,
bayi yang mulai menyusu pada hari pertama sebanyak 16% dapat terselamatkan dari
kematian, dan angka ini meningkat menjadi 22% bagi bayi yang sudah disusukan
pada 1 jam pertama kelahirannya.
b) Menurut
UNICEF
Direktur
Eksekutif UNICEF, Ann M Veneman pernah mengatakan pula, bahwa lebih dari
sepertiga kematian anak terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupannya,
pemberian ASI sejak dini serta makanan bergizi akan melindungi bayi terhadap
penyakit yang mematikan.WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu
dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini
dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan.
Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu
dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.
c) Penelitian
pada bayi di norwegia
Sebuah
penelitian pada beberapa bayi di Norwegia (dalam Gupta, 2007) menyebutkan, 69%
bayi yang menyusu sejak kelahirannya tetap menyusu pada ibunya 3 bulan bulan
lebih lama dibandingkan dengan 47% bayi lainnya yang mulai menyusu sesudah 6
jam kelahirannya.
d) Menurut
dr. Radix hadriyanto
Dalam
Wardani (2008) dr. Radix Hadriyanto SpA dari RS Adi Husada menyatakan, sebanyak
50% bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya saat dilahirkan tidak dapat
menyusu, sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan
dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak dapat menyusu.
e) Penelitian
Dr. Neils Bergman
Menurut
penelitian Dr. Neils Bergman (dalam Roesli, 2008) dari Afrika Selatan, kulit
dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat
untuk menghangatkan bayi.
f) Menurut
Wardani
Dengan
melakukan IMD, bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di dunia. Selain
itu, kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam proses IMD
tersebut. Sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata daya tahan
tubuh bayi akan drop (turun) hingga mencapai 25% (Wardani, 2008).95% bayi
menangis bukan karena kelaparan, tapi karena dia dipisahkan dari ibunya.
g) Penelitian
Karen Edmund dkk
Penelititan
Karen Edmond dkk menunjukkan, inisiasi menyusui dalam jam pertama pasca lahir
menurunkan 22% resiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan
inisiasi menyusui yang telambat (setelah hari pertama) meningkatkan resiko
kematian 2,4 kali.
.
Karen Edmond, dkk. (dalam Nugraha, 2007) melakukan penelitian terhadap 10.947
bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian itu menunjukkan, permulaan
(inisiasi) menyusui dalam jam pertama setelah lahir menurunkan 22% risiko
kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi menyusui
meningkatkan risiko kematian
7.
FAKTOR
PENGHAMBAT INISIASI MENYUSUI DINI
Insiasi
menyusu dini yang dilakukan pada 1 jam pertama kehidupan bayi memiliki manfaat
yang sangat besar. Karen Edmond, dkk. (dalam Nugraha, 2007) melakukan
penelitian terhadap 10.947 bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian itu
menunjukkan, permulaan (inisiasi) menyusui dalam jam pertama setelah lahir
menurunkan 22% risiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan
inisiasi menyusui meningkatkan risiko kematian. Namun demikian, terdapat
beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan
menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimiawi yang diberikan
saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin
menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu (Roesli, 2008).
Terhambatnya
praktik IMD tidak hanya disebabkan oleh pemakaian obat kimiawi menjelang
persalinan, tetapi juga beberapa pendapat atau mitos seputar IMD. Depkes RI
(2008) memberikan batasan terhadap pengertian mitos dan fakta seputar IMD.
Mitos adalah sesuatu yang dipercaya oleh masyarakat, tetapi belum tentu
mengandung nilai kebenaran. Mitos biasanya tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sedangkan fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau benar-benar terjadi,
dan dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Berikut ini adalah berbagai
mitos seputar menyusui, yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan
kulit bayinya serta membuat masyarakat enggan menyusui bayinya yang baru lahir
sesegera mungkin (Depkes RI, 2008):
a. Setelah
melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui-tidak benar.
Kecuali
dalam situasi darurat, ibu yang baru melahirkan mampu menyusui bayinya segera.
Memeluk dan menyusui bayi dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah ibu setelah
melahirkan. Karena keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat
bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
b. Bayi
baru lahir tidak dapat menyusu sendiri-tidak benar.
Ketika
belum menyaksikan sendiri, banyak yang tidak percaya bahwa bayi mampu melakukan
hal tersebut. Bayi memiliki naluri kuat mencari puting ibunya selama satu jam
setelah lahir. Jika tidak segera menyusu, naluri ini akan terganggu sehingga
akan muncul masalah dalam menyusu. Naluri bayi ini baru akan muncul kembali
kurang lebih setelah 40 jam kemudian.
c. ASI
belum keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan-tidak benar.
ASI
pertama atau kolostrum akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya
sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk
kebutuhan bayi. Pada saat belum banyak ASI yang tersedia, posisi perlekatan
bayi harus sempurna sehingga bayi dapat mengeluarkan dan minum ASI dari
payudara ibunya. Ketika perlekatan belum sempurna, bayi tidak dapat minum ASI
pertama yang dihasilkan oleh ibunya.
d. ASI
pertama (kolostrum) sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis-tidak
benar.
ASI
pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat
diisi sebanyak 4 sendok teh. Bayi yang menangis belum tentu berarti lapar,
karena masih banyak penyebab lain yang menyebabkan bayi menangis. Seperti
merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit dan sebagainya. Pemberian
makanan dan minuman selain ASI hanya akan membahayakan kesehatan pencernaan
bayi, karena perut bayi belum siap untuk menerima dan mengolahnya.
e. Kolostrum
atau ASI pertama adalah susu basi atau kotor-tidak benar.
Warna
kuning kolostrum adalah tanda-tanda kandungan protein dalam ASI, bukan berarti
kotor atau basi. Selain protein, kolostrum atau ASI pertama juga kaya dengan
zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi baru lahir
termasuk mematangkan dinding usus bayi yang masih muda.
f. Bayi
kedinginan-tidak benar.
Bayi
baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke
kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Menurut penelitian Dr.
Neils Bergman (dalam Roesli, 2008) dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang
melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika
bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk
menghangatkan bayi.
g. Kurang
tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu
sendiri-tidak benar.
Saat
bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
menjaga bayi sambil member dukungan pada ibu (Roesli, 2008).
h. Kamar
bersalin maupun kamar operasi sibuk, sehingga bayi perlu segera dipisahkan dari
ibunya-tidak benar.
Dengan
bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan.
Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan
menyusu dini (Roesli, 2008). Lagipula, proses IMD dapat dibantu suami atau
anggota keluarga ibu.
i.
Ibu harus segera
dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya-tidak masalah.
Bagi
ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar, meskipun sementara dijahit, ibu
tetap dapat melaksanakan IMD. Karena kegiatan merangkak mencari payudara
terjadi di area payudara, yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
j.
Bayi perlu diberi
suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera setelah lahir-tidak benar.
Hal
ini memang dapat dibenarkan, namun dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi
menyusu awal. Menurut American College of Obtetrics and Gynecology dan Academy
Breastfeeding Medicine (2007) (dalam Roesli, 2008), tindakan pencegahan ini
dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi.
k. Bayi
harus segera dibersihkan, dimandikan, diukur dan ditimbang setelah lahir-tidak
benar.
Bidan
akan membersihkan seperlunya. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh
bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman bayi (Roesli,
2008). Memandikan bayi sebaiknya ditunda hingga 6 jam agar tidak membuat bayi
kedinginan dan menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan
vernix meresap, melunak, dan melindungi kulit bayi lebih besar (Roesli, 2008).
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
Penting
untuk menyampaikan informasi tentang IMD pada tenaga kesehatan yang belum
menerima informasi ini. Dianjurkan juga kepada tenaga kesehatan untuk
menyampaikan informasi IMD pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan IMD.
Karena orang tua wajib untuk membela hak sang bayi serta berunding dengan
tenaga kesehatan agar bayi dibiarkan untuk IMD.
8.
keunggulan
dan manfaat ASI bagi bayi sehingga hanya ASI yang diperlukan bagi sang buah
hati
ASI
ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena informasi ASI yang
kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses kehidupan manusia mamalia.
Inisiasi menyusui dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi bayi seumur
hidupnya. Orangtua mana pun di dunia ini di dalam do’a untuk anaknya pasti
menyelipkan harapan agar kelak buah hatinya tumbuh sehat, cerdas, berbudi dan
bertakqa pada Tuhan. Ibunda mana yang tidak menginginkan buah hatinya tumbuh
menjadi generasi penerus masa depan bangsa yang mampu bersaing di era
globalisasi dan komputerisasi?Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ditambah Air Susu Ibu
(ASI) Eksklusif adalah jawabannya.
Berikut
ini beberapa keunggulan dan manfaat dari ASI yaitu :
Ø ASI
mengandung zat gizi dalam hal kuantitas sekaligus kualitas yang paling optimal
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
Ø ASI
melindungi bayi dari kemungkinan penyakit muntah dan mencret, saluran
pernafasan, kanker pada anak, meningitis dan sepsis sehingga anak ASI lebih
jarang dirawat di rumah sakit
Ø Kecerdasan
Anak ASI lebih tinggi dibandingkan dari anak bukan ASI
Ø Kedekatan
ibu dengan sang buah hati akan makin erat dengan pemberian ASI
Ø ASI
gratis diproduksi oleh ibu sehingga mengurangi pengeluaran ibu dan menghemat
Pengeluaran rumah tangga untuk pembelian susu formula (Sufor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar