Kamis, 13 Desember 2012

Imunisasi


IMUNISASI
a)      PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya.Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.
b)      Macam-macam imunisasi

a)      IMUNISASI BCG
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi M. tuberculosa 100%, tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut, Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan ( Pasteur Paris 1173 P2), Ditemukan oleh Calmette dan Guerin.
Diberikan sebelum usia 2 bulan Disuntikkan intra kutan di daerah insertio m. deltoid dengan dosis 0,05 ml, sebelah kanan. Imunisasi ulang tidak perlu, karena keberhasilan diragukan.Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9%. Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light).

b)      IMUNISASI HEPATITIS B

Ø  Vaksin berisi HBsAg murni
Ø  Diberikan sedinimungkin setelah lahir
Ø  Suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid, dosis 0,5 ml.
Ø  Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8°C
Ø  Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir  + imunisasi Hepatitis B
Ø  Dosis kedua 1 bulan berikutnya
Ø  Dosis ketiga 5 bulan berikutnya (usia 6 bulan)
Ø  Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
Ø  Kadar pencegahan anti HBsAg > 10mg/ml  
Ø  Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai program imunisasi pada tahun 1997



c)      IMUNISASI CAMPAK
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang dilemahkan + kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut aquades.
Ø  Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu.                                                                                                                              
Ø  Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.                                                        
Ø  Disimpan pada suhu 2-8°C, bisa sampai – 20 derajat Celsius                                 
Ø  Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8°C                            
Ø  Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian
Ø  Efek samping: demam, diare, konjungtivitis, ruam setelah 7 – 12 hari pasca imunisasi. Kejadian encefalitis lebih jarang.

d)     IMUNISASI MMR

Ø  Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan terdiri dari :                                    
·         Measles strain moraten (campak)
·         Mumps strain Jeryl lynn (parotitis)
·         Rubela strain RA (campak jerman)                                                                                   
Ø  Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur 12 tahun                                                  
Ø  Dosis 0,5 ml secara sub kutan, diberikan minimal 1 bulan setelah suntikan imunisasi lain.                                                                                                                                                               
Ø  Kontra indikasi: wanita hamil, imuno kompromise, kurang 2-3 bulan sebelumnya mendapat transfusi darah atau tx imunoglobulin, reaksi anafilaksis terhadap telur

e)      IMUNISASI TYPHUS

Ø  Tersedia 2 jenis vaksin:
·         suntikan (typhim) ® >2 tahun
·         oral (vivotif) ® > 6 tahun, 3 dosis
Ø  Typhim (Capsular Vi polysaccharide-Typherix) diberikan dengan dosis 0,5 ml secara IM.
Ø  Ulangan dilakukan setiap 3 tahun.
Ø  Disimpan pada suhu 2-8°C
Ø  Tidak mencegah Salmonella paratyphi A atau B             
Ø  Imunitas terjadi dalam waktu 15 hari sampai 3 minggu setelah imunisasi
Ø  Reaksi pasca imunisasi: demam, nyeri ringan, kadang ruam kulit dan eritema, indurasi tempat suntikan, daire, muntah.

f)       IMUNISASI VARICELLA
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun. Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8°C
Kontraindikasi: demam atau infeksi akut, hipersensitifitas terhadap neomisin, kehamilan, tx imunosupresan, keganasan, HIV, TBC belum tx, kelainan darah. Reaksi imunisasi sangat minimal, kadang terdapat demam dan erupsi papulo-vesikuler.

g)      IMUNISASI HEPATITIS A
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun.Imunisasi dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal kadang demam, lesu, lelah, mual, muntah dan hilang nafsu makan.
h)      VAKSIN COMBO
Gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda, misal DPT + hepatitis B +HiB atau Gabungan beberapa antigen dari galur multipel yg berasal dari organisme penyakit yang sama, misal: OPV
Tujuan pemberian dari vaksin combo adalah sebagai berikut :
Ø  Jumlah suntikan kurang
Ø  Jumlah kunjungan kurang
Ø  Lebih praktis, compliance dan cakupan naik
Ø  Penambahan program imunisasi baru mudah         
Ø  Imunisasiterlambat mudah dikejar
Ø  Biaya lebih murah

Daya proteksi
Titer antibodi salah satu antigen lebih rendah namun masih diatas ambang protektif. Efektivitasnya sama di berbagai jadwal imunisasi. Bisa terjadi kemampuan membuat antibodi utk mengikat antigen berkurang.Dapat terjadi respon imun antigen kedua berubah.Reaktogenitas yang ditentukan terutama oleh ajuvan tidak berbeda jauh.Nyeri berat lebih sering terjadi pada vaksin kombo (Bogaerts, Belgia).Cakupan imunisasi menjadi lebih tinggi.KIPI pada dosis vaksin ekstra tidak bertambah.

COLD CHAIN (RANTAI DINGIN)
Ø  Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik sampai ke sasaran.
Ø  Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang tepat
Ø  Pintu lemari es harus selalu tertutup dan terkunci
Ø  Simpan termometer untuk memonitor lemari es
Ø  Taruh vaksin Polio, Campak, pada rak I dekat freezer.
Ø  Untuk membawa vaksin ke Posyandu harus menggunakan vaccine carrier/ termos yang berisi es.

3.      TUJUAN IMUNISASI
Ø  Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
Ø  Menghilangkan penyakit tertentu pada populasi
4.      SYARAT KEBERHASILAN IMUNISASI

Keberhasilan imunisasi bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
1. Status Imun Penjamu:
2. genetic
3. kualitas vaksin di antaranya :
a. cara pemberian
    b. Dosis vaksin
c. Frekuensi Pemberian
    d. Ajuvan : Zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
e. Jenis Vaksin


5.      JADWAL IMUNISASI


JENIS VAKSIN
UMUR PEMBERIAN VAKSIN
4 BULAN
5 BULAN
6 BULAN
Hepatitis B

3

Polio
2

3
DTP
2

3
HIB
2

3
Pneumokokus
2

3
influenza


1


6.      PERTANYAAN BUNDA TENTANG IMUNISASI

a.       Setelah suntikan imunisasi, perlukah diberikan obat penurun panas untuk menghindari efek samping panas ?
Ø  Tidak perlu, karena tidak semua pemberian imunisasi menimbulkan panas, reaksi bayi berbeda satu sama lain
Ø  Walaw panas, umumnya tidak tinggi dan hanya terjadi sekitar sehari hingga dua hari saja
Ø  Bila sikecil panas lebih dari 37,5`C, setelah pemberian suntikan imunisasi, dapat diberi sesuai dosis dan kata dokter
b.      Apakah beberapa imunisasi dapat diberikan dalam satu waktu?
Ø  Ya, umumnya pemberian 2 vaksin sekaligus tidak berefek samping, bahkan kini pemberian beberapa imunisasi dalam 1 suntikan, kini dapat diberikan
c.       Bila imunisasi sikecil terlewat, apakah pemberiannya harus diulang dari awal ?
Ø  Tidak, sikecil tetap dapat diberikan imunisasi sesuai jadwal. Berikut imunisasi yang terlewat dapat diberikan kemudian
d.      Bagaimana jika bekas suntikan imunisasi bengkak dan kemerahan ?
Ø  Daerah yang merah dan bengkak dapat dikompres dengan air dingin untuk mengurangi rasa sakit

dikutip dari: Buklet Seri Tumbuh kembang Anak 4-6 bulan, “saatnya berinteraksi” Meadjohnson nutrition. 
Ranuh I.G.N. Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit IDAI, 200

 
INISIASI DINI
1.      PENGERTIAN INISIASI DINI

a)      Menurut Etimologi
`Inisiasi berasal dari kata bahasa Latin, initium, yang berarti masuk atau permulaan, secara harafiah berarti masuk ke dalam; Inisiasi terdapat di dalam ritus kehidupan di berbagai tempat; Ritual dilakukan ketika bersyukur atas bayi di dalam kandungan, lahir, pubertasi (akil balik), pernikahan, hingga kematian; Ritus erat hubungannya dengan proses kehidupan manusia; Praktek inisisasi sebenarnya telah dilakukan oleh banyak kelompok, suku, kelompok keagamaan, dan kelompok mistik.
Di dalam bahasa Inggris, Inisiasi berasal dari kata initiate, yang berarti memulai suatu kegiatan; Inisiasi adalah sebuah perayaan ritus yang menjadi tanda masuk atau diterimanya seseorang di dalam sebuah kelompok atau masyarakat; Inisiasi juga menjadi sebuah tanda formal diterima menjadi dewasa di dalam sebuah komunitas; Setiap daerah atau tempat memiliki cara dan ritual yang berbeda-beda sebagai wujud inisiasi; inisiasi merupakan ritual sebagai tanda seseorang diterima di dalam sebuah komunitas atau suku; Inisiasi merupakan gejala sosio-antropologis yang muncul dan berkembang di dalam setiap komunitas atau masyarakat.
b)      Menurut Departemen Kesehatan RI
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu) (Depkes RI, 2008). Pada keadaan ini IMD merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu (Depkes RI, 2008). Dengan melakukan IMD, bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di dunia. Selain itu, kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam proses IMD tersebut. Sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata daya tahan tubuh bayi akan drop (turun) hingga mencapai 25% (Wardani, 2008)
c)      Menurut WHO dan UNICEF
WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan ayi dengan kulit ibu (Depkes RI, 2008).
d)     Menurut paparan Dr. Utami Roesli, SpA,MBA,IBCLC sebagai ketua umum sentra laktasi Indonesia
Inisiasi dilakukan ketika bayi lahir, tali pusat dipotong, lalu di lap kering dan langsung diberikan pada ibu. Harus ada sentuhan skin to skin contact, dimana bayi tidak boleh dipisahkan dulu dari ibu. Yang perlu di jaga adalah suhu ruangan, dan sebaiknya bayi memakai topi bayi karena disitu banyak keluar panas. Suhu yang tepat adalah 28-29 derajat Celcius.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu) dalam 1 jam pertama kehidupannya. Dengan tujuan agar bayi dapat mengenal dunia barunya dan menyelamatkan hidupnya serta merekatkan ikatan kasih sayang yang kuat antara ibu dan anak.
2.      TUJUAN INISIASI MENYUSU DINI
Adapun tujuan dari inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut:
a)      Memperkenalkan ikatan kasih sayang antara bayi dengan ibu sesegera mungkin melalui inisiasi menyusu dini.
b)      Mempertahankan kondisi bayi baru lahir dalam keadaan sehat secara optimal
c)      Mencegah hipotermi
d)     Mencegah perdarahan pasca persalinan
e)      Mempercepat produksi ASI
f)       Memberi perlindungan alamiah (imunisasi) bagi bayi

3.      SYARAT-SYARAT INISIASI MENYUSU DINI
Inisiasi dini menyusui mencakup beberapa syarat lain:
Ø  Tali pusat dipotong
Ø  tubuh bayi dikeringkan sekedarnya dan telanjang,
Ø  ibu terlentang dengan dada-perut tanpa penutup,
Ø  Harus ada skin to skin contact
Ø  bayi ditengkurapkan di perut ibu dengan kepala mengarah ke payudara,
Ø  bayi dibiarkan merayap untuk menemukan putting dan mengisapnya untuk pertama kali.

4.      TAHAP-TAHAP INISIASI MENYUSU DINI
Roesli (2008) menyebutkan bahwa bayi manusia sama seperti halnya bayi mamalia lain, bayi manusia juga mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu ini dapat membantu proses perlekatan yang baik dan menjadi kunci keberhasilan dalam menyusui. Pada hari-hari pertama setelah kelahiran, ibu memang tidak memproduksi banyak susu, tetapi yakinlah bahwa jumlah itu sudah cukup untuk si jabang bayi. Terkadang, meskipun ASI dipompa keluar dan tidak ada yang tampak mengalir, itu sama sekali bukan bukti bahwa ASI tidak ada atau tidak cukup. Karenanya, posisi perlekatan yang benar akan sangat membantu bayi memperoleh ASI yang dibutuhkannya, dan itu memang tidak sebanyak yang dibayangkan orang dewasa (Newman, 2005).
Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilalui dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini, baik pada kelahiran normal maupun kelahiran cesar :
1)      SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan
Ø  Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.(ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
Ø  Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi
Ø  Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
Ø  Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di tengkurapkan  di dada-perut ibu dengan kulitbayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
Ø  Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
Ø  Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
Ø  Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
Ø  Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi keputing tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam lagi.
Ø  Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
Ø  Rawat Gabung Bayi: Ibu – bayi dirawat wat  satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
Ø  Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

2)      SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar

Ø  Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan.( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
Ø  Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
Ø  Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
Ø  Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
Ø  Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
Ø  Biarkan kulit Bayi bersentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, Klaus and Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
Ø  Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg mendekatkan bayi keputing, tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
Ø  Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
Ø  Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
Ø  Rawat Gabung: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

3)      SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli (kelahiran anak kembar)

Ø  Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
Ø  Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
Ø  Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di tengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
Ø  Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
Ø  Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
Ø  Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
Ø  Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapakan di dada-perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
Ø  Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulitibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
Ø  Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi keputing tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 30 menit atau 1 jam lagi kulit bayi melekat pada kulit ibu.
Ø  Rawat Gabung :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
pada saat proses Inisiasi Menyusui Dini akan terjadi tahap-tahap seperti ini (berdasarkan penelitian Ilmiah):
Ø  Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsungdiletakan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya,kulit ketemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhubadan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badanibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yangakan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelahdiletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisirkeadaannya setelah trauma melahirkan.
Ø  Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebihtenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna, karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perutibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikanpendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. Berdasarkan pengalaman seorang dokter, ia menceritakan bahwa  Pernah ada dukunberanak melakukan proses melahirkan, dan ternyata si ibu mengalamipendarahan hebat. Pada saat itu si dukun meletakkan anaknya di dada siibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan kakinya memasage perut ibunyabahkan lebih dari satu jam, sampai pendarahan si ibu berhenti.
Ø  Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkandengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bauair ketuban. Dan ternyata wilayah sekitar puting si ibu itu jugamemiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayimembantu si bayi untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akanmulai bergerak mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat2 dada si ibu. Ternyata jilatan iniberfungsi utk membersihkan dada si ibu dari bakteri2 jahat dan begitumasuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri2 yang baik dalamtubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanyasi bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.
Ø  Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segeraberproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung darisi bayi itu
Ø  Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.
Namun demikian saat ini masih ditemukan praktik IMD yang salah seperti berikut (Roesli, 2008):
1)      Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2)      Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.
3)      Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.
4)      Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu (tidak terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perinium.
5)      Selanjutnya diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
6)      Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.

5.      MANFAAT INISIASI MENYUSU DINI
Inisasi Menyusui Dini besar manfaatnya terhadap keberhasilan menyusui. Dalam Wardani (2008) dr. Radix Hadriyanto SpA dari RS Adi Husada menyatakan, sebanyak 50% bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya saat dilahirkan tidak dapat menyusu, sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak dapat menyusu. Bahkan inisiasi dini ini juga memiliki nilai manfaat untu ibu, manfaat IMD terhadap ibu antara lain:
1)      Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi (JNPK-KR, 2007).
2)      Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risiko perdarahan sesudah melahirkan. Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan( Wardani, 2008).
3)      Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan kegiatan menyusui selama masa bayi (6 bulan-2 tahun). Sebuah penelitian pada beberapa bayi di Norwegia (dalam Gupta, 2007) menyebutkan, 69% bayi yang menyusu sejak kelahirannya tetap menyusu pada ibunya 3 bulan bulan lebih lama dibandingkan dengan 47% bayi lainnya yang mulai menyusu sesudah 6 jam kelahirannya.
Adapun manfaat IMD untuk bayi antara lain:
1)      Mempertahankan suhu bayi tetap hangat. Pengendalian terhadap suhu bayi merupakan komponen penting dalam mencegah kematian pada bayi, terlebih lagi pada kasus bayi BBLR. Kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi menjadi sebuah metode yang tidak mahal, aman, dan efektif untuk mempertahankan suhu bayi yang baru lahir. Adanya kontak ini seolah menjadi ruang perawatan incubator yang mampu menghangatkan kembali bayi yang mengalami hypothermic (Pan American Health Organization, 2007).
2)      Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernapasan dan detak jantung menjadi lebih stabil (Pan American Health Organization, 2007).
3)      Kolonisasi bakterial di kulit dan usus bayi dengan bakteri badan ibu yang normal.
4)      Mempercepat keluarnya meconium (kotoran bayi berwarna hijau agak kehitaman yang pertama keluar dari bayi karena meminum air ketuban. Karena Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mikonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI (Irawati, 2007). Inilah yang menyebabkan bayi sering defekasi dan feces berwarna hitam.
5)      Mengurangi bayi menangis sehingga mengurangi stres dan tenaga yang dipakai bayi. Christensson (1992) (dalam UNICEF Maharashtra, 2008) membandingkan 200 bayi yang menangis ke dalam 2 kelompok, kelompok bayi pertama didekap dan berada pada posisi inisiasi menyusu dini (terdapat kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi). Sedangkan kelompok bayi lainnya diselimuti dekat dengan ibunya selama 90 menit sesudah lahir. Dan selama waktu pengamatan didapatkan hasil bahwa bayi yang diselimuti menangis lebih lama dibandingkan dengan bayi yang berada pada posisi inisiasi dini .
6)      Mengatur tingkat kadar gula dalam darah, dan biokimia lain dalam tubuh bayi. Christensson (1992) (dalam UNICEF Maharashtra, 2008) menyebutkan bahwa bayi-bayi yang berada pada posisi IMD memiliki tingkat kadar gula dalam darah 90 menit lebih tinggi dan lebih cepat pulih dari asidosis sementara saat lahir, dibandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dengan ibunya dan diselimuti dekat dengan Sang Ibu.
7)      Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas. Sehingga saraf motoriknya terlatih (JNPK-KR, 2007).
8)      Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaat bagi sistem kekebalan bayi. Sebab ASI khusus berwarna kekuningan ini kaya akan antibodi yang melindungi terhadap infeksi dan alergi, serta mengandung banyak sel darah putih yang berfungsi melindungi terhadap infeksi (Depkes RI, 2007b).
9)      Mencegah terlewatnya puncak refleks mengisap pada bayi yang terjadi 20-30 menit setelah lahir. Jika bayi tidak disusui, refleks akan berkurang cepat, dan hanya akan muncul kembali dalam kadar secukupnya 40 jam kemudian (Nugraha, 2007).
Secara lebih jelas dalam Paket Modul Kegiatan-Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6 Bulan (Depkes RI, 2008) dijelaskan manfaat dari inisiasi menyusu dini sebagai berikut:
1)      Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan). Menurut penelitian Dr. Neils Bergman (dalam Roesli, 2008) dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayinya. Kulit ibu bersifat termogulator atau thermal sinchrony bagi suhu bayi.
2)      Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
3)      Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI. Bakteri baik ini akan membuat koloni di ususdan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4)      Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
5)      Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
6)      Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
7)      Sentuhan, kuluman atau emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang penting karena:
Ø  Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
Ø  Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit atau nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita atau bahagia.

6.      FAKTA-FAKTA TENTANG MANFAAT IMD

a)      Penelitian Dr.Lennart righard
Dari sebuah penelitian Dr.Lennart Righard ( Departement of Pediatrics, University of Land, Malmo General Hospital Swedia, pada dasarnya bayi dapat menyusu sendiri sejak lahir. Bahkan sebuah penelitian di Ghanapada 2006 terhadap 10947 bayi, bayi yang mulai menyusu pada hari pertama sebanyak 16% dapat terselamatkan dari kematian, dan angka ini meningkat menjadi 22% bagi bayi yang sudah disusukan pada 1 jam pertama kelahirannya.
b)      Menurut UNICEF
Direktur Eksekutif UNICEF, Ann M Veneman pernah mengatakan pula, bahwa lebih dari sepertiga kematian anak terjadi pada bulan-bulan pertama kehidupannya, pemberian ASI sejak dini serta makanan bergizi akan melindungi bayi terhadap penyakit yang mematikan.WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global.
c)      Penelitian pada bayi di norwegia
Sebuah penelitian pada beberapa bayi di Norwegia (dalam Gupta, 2007) menyebutkan, 69% bayi yang menyusu sejak kelahirannya tetap menyusu pada ibunya 3 bulan bulan lebih lama dibandingkan dengan 47% bayi lainnya yang mulai menyusu sesudah 6 jam kelahirannya.
d)     Menurut dr. Radix hadriyanto
Dalam Wardani (2008) dr. Radix Hadriyanto SpA dari RS Adi Husada menyatakan, sebanyak 50% bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya saat dilahirkan tidak dapat menyusu, sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak dapat menyusu.
e)      Penelitian Dr. Neils Bergman
Menurut penelitian Dr. Neils Bergman (dalam Roesli, 2008) dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi.
f)       Menurut Wardani
Dengan melakukan IMD, bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di dunia. Selain itu, kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam proses IMD tersebut. Sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata daya tahan tubuh bayi akan drop (turun) hingga mencapai 25% (Wardani, 2008).95% bayi menangis bukan karena kelaparan, tapi karena dia dipisahkan dari ibunya.
g)      Penelitian Karen Edmund dkk
Penelititan Karen Edmond dkk menunjukkan, inisiasi menyusui dalam jam pertama pasca lahir menurunkan 22% resiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi menyusui yang telambat (setelah hari pertama) meningkatkan resiko kematian 2,4 kali.
. Karen Edmond, dkk. (dalam Nugraha, 2007) melakukan penelitian terhadap 10.947 bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian itu menunjukkan, permulaan (inisiasi) menyusui dalam jam pertama setelah lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi menyusui meningkatkan risiko kematian

7.      FAKTOR PENGHAMBAT INISIASI MENYUSUI DINI
Insiasi menyusu dini yang dilakukan pada 1 jam pertama kehidupan bayi memiliki manfaat yang sangat besar. Karen Edmond, dkk. (dalam Nugraha, 2007) melakukan penelitian terhadap 10.947 bayi pedesaan Ghana (Afrika). Hasil penelitian itu menunjukkan, permulaan (inisiasi) menyusui dalam jam pertama setelah lahir menurunkan 22% risiko kematian bayi-bayi usia 0-28 hari. Sebaliknya, penundaan inisiasi menyusui meningkatkan risiko kematian. Namun demikian, terdapat beberapa intervensi yang dapat mengganggu kemampuan alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibunya. Diantaranya, obat kimiawi yang diberikan saat ibu melahirkan bisa sampai ke janin melalui ari-ari dan mungkin menyebabkan bayi sulit menyusu pada payudara ibu (Roesli, 2008).
Terhambatnya praktik IMD tidak hanya disebabkan oleh pemakaian obat kimiawi menjelang persalinan, tetapi juga beberapa pendapat atau mitos seputar IMD. Depkes RI (2008) memberikan batasan terhadap pengertian mitos dan fakta seputar IMD. Mitos adalah sesuatu yang dipercaya oleh masyarakat, tetapi belum tentu mengandung nilai kebenaran. Mitos biasanya tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Sedangkan fakta adalah sesuatu yang benar-benar ada atau benar-benar terjadi, dan dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Berikut ini adalah berbagai mitos seputar menyusui, yang menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayinya serta membuat masyarakat enggan menyusui bayinya yang baru lahir sesegera mungkin (Depkes RI, 2008):
a.       Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk dapat menyusui-tidak benar.
Kecuali dalam situasi darurat, ibu yang baru melahirkan mampu menyusui bayinya segera. Memeluk dan menyusui bayi dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah ibu setelah melahirkan. Karena keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.
b.      Bayi baru lahir tidak dapat menyusu sendiri-tidak benar.
Ketika belum menyaksikan sendiri, banyak yang tidak percaya bahwa bayi mampu melakukan hal tersebut. Bayi memiliki naluri kuat mencari puting ibunya selama satu jam setelah lahir. Jika tidak segera menyusu, naluri ini akan terganggu sehingga akan muncul masalah dalam menyusu. Naluri bayi ini baru akan muncul kembali kurang lebih setelah 40 jam kemudian.
c.       ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah melahirkan-tidak benar.
ASI pertama atau kolostrum akan keluar langsung setelah kelahiran. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi. Jumlahnya sedikit, tapi cukup untuk kebutuhan bayi. Pada saat belum banyak ASI yang tersedia, posisi perlekatan bayi harus sempurna sehingga bayi dapat mengeluarkan dan minum ASI dari payudara ibunya. Ketika perlekatan belum sempurna, bayi tidak dapat minum ASI pertama yang dihasilkan oleh ibunya.
d.      ASI pertama (kolostrum) sangat sedikit, sehingga bayi lapar dan menangis-tidak benar.
ASI pertama memang sedikit, tapi cukup untuk memenuhi perut bayi yang hanya dapat diisi sebanyak 4 sendok teh. Bayi yang menangis belum tentu berarti lapar, karena masih banyak penyebab lain yang menyebabkan bayi menangis. Seperti merasa tidak nyaman, merasa tidak aman, merasa sakit dan sebagainya. Pemberian makanan dan minuman selain ASI hanya akan membahayakan kesehatan pencernaan bayi, karena perut bayi belum siap untuk menerima dan mengolahnya.
e.       Kolostrum atau ASI pertama adalah susu basi atau kotor-tidak benar.
Warna kuning kolostrum adalah tanda-tanda kandungan protein dalam ASI, bukan berarti kotor atau basi. Selain protein, kolostrum atau ASI pertama juga kaya dengan zat kekebalan tubuh dan zat penting lain yang harus dimiliki bayi baru lahir termasuk mematangkan dinding usus bayi yang masih muda.
f.       Bayi kedinginan-tidak benar.
Bayi baru lahir memang mudah kedinginan, sehingga perlu dipeluk kontak kulit ke kulit, diberi topi, lalu ibu bersama bayi diselimuti. Menurut penelitian Dr. Neils Bergman (dalam Roesli, 2008) dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi.
g.      Kurang tersedia tenaga kesehatan sehingga bayi tidak dapat dibiarkan menyusu sendiri-tidak benar.
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil member dukungan pada ibu (Roesli, 2008).
h.      Kamar bersalin maupun kamar operasi sibuk, sehingga bayi perlu segera dipisahkan dari ibunya-tidak benar.
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini (Roesli, 2008). Lagipula, proses IMD dapat dibantu suami atau anggota keluarga ibu.
i.        Ibu harus segera dijahit sehingga bayi perlu segera dipisah dari ibunya-tidak masalah.
Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar, meskipun sementara dijahit, ibu tetap dapat melaksanakan IMD. Karena kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara, yang dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
j.        Bayi perlu diberi suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera setelah lahir-tidak benar.
Hal ini memang dapat dibenarkan, namun dapat ditunda selama 1 jam hingga bayi menyusu awal. Menurut American College of Obtetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007) (dalam Roesli, 2008), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
k.      Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, diukur dan ditimbang setelah lahir-tidak benar.
Bidan akan membersihkan seperlunya. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman bayi (Roesli, 2008). Memandikan bayi sebaiknya ditunda hingga 6 jam agar tidak membuat bayi kedinginan dan menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunak, dan melindungi kulit bayi lebih besar (Roesli, 2008). Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.

Penting untuk menyampaikan informasi tentang IMD pada tenaga kesehatan yang belum menerima informasi ini. Dianjurkan juga kepada tenaga kesehatan untuk menyampaikan informasi IMD pada orang tua dan keluarga sebelum melakukan IMD. Karena orang tua wajib untuk membela hak sang bayi serta berunding dengan tenaga kesehatan agar bayi dibiarkan untuk IMD.

8.      keunggulan dan manfaat ASI bagi bayi sehingga hanya ASI yang diperlukan bagi sang buah hati
ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses kehidupan manusia mamalia. Inisiasi menyusui dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi bayi seumur hidupnya. Orangtua mana pun di dunia ini di dalam do’a untuk anaknya pasti menyelipkan harapan agar kelak buah hatinya tumbuh sehat, cerdas, berbudi dan bertakqa pada Tuhan. Ibunda mana yang tidak menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi generasi penerus masa depan bangsa yang mampu bersaing di era globalisasi dan komputerisasi?Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ditambah Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah jawabannya.
Berikut ini beberapa keunggulan dan manfaat dari ASI yaitu :
Ø  ASI mengandung zat gizi dalam hal kuantitas sekaligus kualitas yang paling optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
Ø  ASI melindungi bayi dari kemungkinan penyakit muntah dan mencret, saluran pernafasan, kanker pada anak, meningitis dan sepsis sehingga anak ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit
Ø  Kecerdasan Anak ASI lebih tinggi dibandingkan dari anak bukan ASI
Ø  Kedekatan ibu dengan sang buah hati akan makin erat dengan pemberian ASI
Ø  ASI gratis diproduksi oleh ibu sehingga mengurangi pengeluaran ibu dan menghemat Pengeluaran rumah tangga untuk pembelian susu formula (Sufor)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar