Jumat, 14 Desember 2012

BENTUK-BENTUK GANGGUAN PERSALINAN

Bentuk-bentuk Gangguan Persalinan
A.    Persalinan Preterm
Persalinan preterm yaitu persalinan yang terjadi belum waktunya, dimana janin sudah keluar pada usia kehamilan 20 hingga 37 minggu.
Beberapa keadaan yang menimbulkan persalinan preterm antara lain:
a) Hipertensi
b) Perkembangan janin terhambat
c) Solusio plasentae
d) Plasenta previa (pusar melilit)
e) Kelainan rhesus darah
f) Diabetes
Beberapa penyebab lain persalinan preterm adalah kontraksi dini karena faktor bawaan uterus, ketuban pecah terlalu dini, dan kehamilan ganda.
Dampak
·         Pembentukan organ-organ dalam bayi yang belum sempurna dapat menyebabkan kelainan, seperti Respiratory Distress Syndrome (RDS), Intra Ventricular Haemorrhage (IVH) dan Necrotizing Enterocolitis (NEC).
·         Komplikasi kelainan otak
·         Pertumbuhan anak terhambat
·         Daya penglihatan dibawah normal
Penanganan
1. terminasi kehamilan / persalinan batas waktu 2 jam.
2.  induksi persalinan
3. observasi dan optimalisasi keadaan ibu
4. antibiotika spektrum luas : gentamicin iv 2 x 80 mg, ampicillin iv 4 x 1 mg, amoxicillin iv 3 x 1 mg, penicillin iv 3 x 1.2 juta IU, metronidazol drip.
5. uterotonika : methergin 3 x 1 ampul drip
6. pemberian kortikosteroid : kontroversi
B.     Persalinan Lewat Waktu
Persalinan lewat waktu : yaitu persalinan yang berasal dari kehamilan melewati waktu 294 hari atau 42 minggu. Diagnosis usia kehamilan lebih dari 42 minggu didasarkan pada hitungan usia kehamilan (misalnya dengan rumus Naegele). Kasus ini terjadi dengan tidak munculnya his (mules) karena kurangnya cairan ketuban, ketidaknormalan plasenta, dan kerentanan terhadap stress
Antara lain disebakan oleh:
• Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering Tidak diketahui.
• Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
• Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
• Jenis kelamin janin
laki-laki juga merupakan predisposisi.
• Faktor genetik  
Dampak
Kehamilan lewat waktu dapat membahayakan, terutama pada janin yang bisa mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
·         Penuaan plasenta, plasenta penting untuk pernafasan dan menjadi media yang menyalurkan nutrisi yang dimakan ibu hamil kepada bayi dalam kandungan. Pada kehamilan lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya menurun. Mengakibatkan bayi kekurangan asupan oksigen dan nutrisi.
·         Cairan ketuban berubah warna dan kekentalan. Akibat kurangnya pasokan oksigen, janin bisa buang air besar di dalam rahim, yang menyebabkan cairan ketuban berwarna hijau pekat. Cairan ketuban ini dapat terhisap masuk ke dalam pernafasan bayi, sehingga harus segera dihisap ke luar agar bayi tidak mengalami gangguan pernafasan. Jika tidak diatasi akan mengakibatkan kematian bayi.
·         Cairan ketuban berkurang bahkan bisa mengering habis.
·         Pada Ibu dapat mengakibatkan distosia (kesulitan melahirkan) karena aksi uterus tidak terkoordinir dan pendarahan setelah melahirkan.
Penanganan
1. menentukan keadaan janin dalam kandungan
2. memberikan rangsangan agar dapat lahir secara induksi
3. oprasi caesar
C.     Plasenta Previa
Plesenta previa: yaitu plasenta yang letaknya abnormal, berada di bagian segmen bawah uterus sehingga menghalangi jalan lahir.
Penyebab kelainan ini belum jelas namun berkaitan dengan:
a) Kehamilan pertama usia tua
b) Bekas operasi sesar
c) Bekas aborsi
d) Kelainan janin
e) Tumbuhnya mioma uteri
Persalinan dengan masalah seperti ini dilakukan melalui operasi sesar (seksio sesarea).
Dampak
·         Rasa sakit yang teramat sangat pada si ibu.
·         Pendarahan pada si ibu. Pendarahan yang hebat bisa menimbulkan risiko kematian bagi si ibu dan janin.
·         Memicu terjadinya berbagai infeksi pada rahim si ibu dan pembekuan darah.
·         Terjadinya emboli udara ke paru-paru si ibu.
·         Pertumbuhan janin menjadi lambat akibat tidak tercukupinya suplai darah.
·         Anemia pada janin.
·         Janin mengalami hypoxia atau kekurangan udara.
·         Bayi lahir prematur
·         Bayi mengalami shock.
·         Bayi lahir cacat.


Penanganan
Complete Previa : jika benar-benar menutupi serviks dan tidak memungkinkan ibu melahirkan dengan normal. Jadi dokter akan memutuskan untuk segera dilakukan bedah Cesar
Partial Previa : plasenta menutupi sedikit saja serviks, masih dimungkinkan ibu melahirkan dengan cara normal
        Marginal Previa : plasenta berada di tepi serviks namun tidak menutupi jalan lahir.
D.    Distosia
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan.
Distosia dapat disebabkan karena kelainan his ( his hipotonik dan his hipertonik ), karena kelainan besar anak, bentuk anak ( hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat ), letak anak ( letak sungsang, letak melintang ), serta karena kelainan jalan lahir.

1. DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS
Kelainan his dapat berupa inersia uteri hipotonik atau inersia uteri hipertonik.
a) Inersia uteri hipotonik
Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidramnion atau kehamilan kembar atau makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta pada penderita dengan keadaan emosi kurang baik.
Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif, maupun pada kala pengeluaran.
Inertia uteri hipotonik terbagi dua, yaitu :
1. Inersia uteri primer
Terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat ( kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan ), sehingga sering sulit untuk memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartu atau belum.
2. Inersia uteri sekunder
Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian pada keadaan selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.
Penanganan :
·         Keadaan umum penderita harus diperbaiki. Gizi selama kehamilan harus
diperhatikan.
·         Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan, dan dijelaskan tentang
kemungkinan-kemungkinan yang ada.
·         Teliti keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala / bokong
bila sudah masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his timbul adekuat
dapat dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akandilakukan sectio cesaria.

b) Inersia uteri hipertonik
            Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai melebihi
normal) namun tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus, sehingga tidak efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar.
Disebut juga sebagai incoordinate uterine action. Contoh misalnya "tetania uteri" karena obat uterotonika yang berlebihan.
Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-menerus. Pada janin dapat terjadi hipoksia janin karena gangguan sirkulasi uteroplasenter.
Penanganan
            Dilakukan pengobatan simtomatis untuk mengurangi tonus otot, nyeri, mengurangi ketakutan. Denyut jantung janin harus terus dievaluasi.Bila dengan cara tersebut tidak berhasil, persalinan harus diakhiri dengan sectio cesarea.




2. DISTOSIA KARENA KELAINAN LETAK
a)      LETAK SUNGSANG
Letak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di fundus
uteri dan bokong dibawah bagian cavum uteri.
Macam –Macam Letak Sungsang :
1.    Letak bokong murni ( frank breech )
       Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas.
2.      Letak sungsang sempurna (complete breech)
Kedua kaki ada disamping bokong dan letak bokong kaki sempurna.
3.       Letak sungsang tidak sempurna ( incomplete breech )
Selain bokong sebagian yang terendah adalah kaki atau lutut.
Etiologi Letak Sungsang :
1. Fiksasi kepala pada PAP tidak baik atau tidak ada ; pada panggul sempit, hidrocefalus, anencefalus, placenta previa, tumor.
2. Janin mudah bergerak ; pada hidramnion, multipara, janin kecil (prematur).
3. Gemelli
4. Kelainan uterus ; mioma uteri
5. Janin sudah lama mati
6. Sebab yang tidak diketahui.
Diagnosis Letak Sungsang :
1. Pemeriksaan luar, janin letak memanjang, kepala di daerah fundus uteri
2. Pemeriksaan dalam, teraba bokong saja, atau bokong dengan satu atau dua kaki.

Syarat Partus Pervagina Pada Letak Sungsang :

1. janin tidak terlalu besar
2. tidak ada suspek CPD
3. tidak ada kelainan jalan lahir
Jika berat janin 3500 g atau lebih, terutama pada primigravida atau multipara dengan riwayat melahirkan kurang dari 3500 g, sectio cesarea lebih dianjurkan.
b)      PROLAPS TALI PUSAT
Yaitu tali pusat berada disamping atau melewati bagian terendah janin setelah
ketuban pecah. Bila ketuban belum pecah disebut tali pusat terdepan.
Pada keadaan prolaps tali pusat ( tali pusat menumbung ) timbul bahaya besar, tali pusat terjepit pada waktu bagian janin turun dalam panggul sehingga menyebabkan asfiksia pada janin.
Prolaps tali pusat mudah terjadi bila pada waktu ketuban pecah bagian terdepan janin masih berada di atas PAP dan tidak seluruhnya menutup seperti yang terjadi pada persalinan ; hidramnion, tidak ada keseimbangan antara besar kepala dan panggul, premature, kelainan letak.
Diagnosa prolaps tali pusat ditegakkan bila tampak tali pusat keluar dari liang senggama atau bila ada pemeriksaan dalam teraba tali pusat dalam liang senggama atau teraba tali pusat di samping bagian terendah janin.
Pencegahan Prolaps Tali Pusat :
 Menghindari pecahnya ketuban secara premature akibat tindakan kita.

Penanganan Tali Pusat Terdepan ( Ketuban belum pecah ) :
·           Usahakan agar ketuban tidak pecah
·           Ibu posisi trendelenberg
·           Posisi miring, arah berlawanan dengan posisi tali pusat
·           Reposisi tali pusat
Penanganan Prolaps Tali Pusat :
·         Apabila janin masih hidup , janin abnormal, janin sangat kecil harapan hidup
Tunggu partus spontan.
·         Pada presentasi kepala apabila pembukaan kecil, pembukaan lengkap
Vacum ekstraksi, porcef.
·          Pada Letak lintang atau letak sungsang Sectio cesaria


3. DISTOSIA KARENA KELAINAN JALAN LAHIR
            Distosia karena kelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang panggul, atau kelainan pada jaringan lunak panggul.
a. Distosia karena kelainan panggul/bagian keras
Dapat berupa :
1. Kelainan bentuk panggul yang tidak normal gynecoid, misalnya panggul jenis Naegele, Rachitis, Scoliosis, Kyphosis, Robert dan lain-lain.
2. Kelainan ukuran panggul.
Panggul sempit (pelvic contaction)
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 – 2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada :
1.      Kesempitan pintu atas panggul
Inlet dianggap sempit apabila cephalopelvis kurang dari 10 cm atau diameter transversa kurang dari 12 cm. Diagonalis (CD) maka inlet dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.
2.      Kesempitan midpelvis
·         Diameter interspinarum 9 cm
·         Kalau diameter transversa ditambah dengan diameter sagitalis posterior
kurang dari 13,5 cm.
·         Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan RO – pelvimetri.
·         Midpelvis contraction dapat member kesulitan sewaktu persalinan sesudah
kepala melewati pintu atas panggul.
3.      Kesempitan outlet
Kalau diameter transversa dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm.
Kesempitan outlet, meskipun mungkin tidak menghalangi lahirnya janin,
namun dapat menyebabkan rupture perineal yang hebat. Karena arkus pubis
sempit, kepala janin terpaksa melalui ruang belakang.

Ukuran rata-rata panggul wanita normal
1) Pintu atas panggul (pelvic inlet) :
Diameter transversal (DT) + 13.5 cm. Conjugata vera (CV) + 12.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 22.0 cm.

2) Pintu tengah panggul (midpelvis) :
Distansia interspinarum (DI) + 10.5 cm. Diameter anterior posterior (AP) + 11.0 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 20.0 cm.

3) Pintu bawah panggul (pelvic outlet) :
Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm.
Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-pintu panggul tersebut kurang, maka panggul tersebut kurang sesuai untuk proses persalinan pervaginam spontan.

b. Kelainan jalan lahir lunak
Adalah kelainan serviks uteri, vagina, selaput dara dan keadaan lain pada jalan lahir yang menghalangi lancarnya persalinan.
1) Distosia Servisis
Adalah terhalangnya kemajuan persalinan disebabkan kelainan pada servik uteri. Walaupun harus normal dan baik, kadang – kadang permukaan servik menjadi macet karena ada kelainan yang menyebabkan servik tidak mau membuka.

Ada 4 jenis kelainan pada servik uteri :
 Servik kaku (rigid cervix)
 Servik gantung (hanging cervix)
 Servik konglumer (conglumer cervix)
 Edema servik

2) Kelainan selaput dara dan vagina
 Selaput dara yang kaku, tebal
Penanganannya : dilakukan eksisi selaput dara (hymen)
Septa vagina
▪ Sirkuler
▪ Anteris – posterior
Penanganan :
√ Dilakukan eksisi sedapat mungkin sehingga persalinan berjalan
Lancar
√ Kalau sulit dan terlalu lebar, dianjurkan untuk melakukan sectio
Cesaria
E.     Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini: yaitu pecahnya ketuban atau robeknya selaput ketuban yang kemudian diikuti dengan memancarnya cairan, sebelum atau diawal munculnya tanda-tanda persalinan. Penyebab peristiwa ini belum jelas, namun banyak terjadi pada Ibu dengan infeksi alat kelamin, kehamilan preterm, dan kelainan cerviks. Bila tidak segera ditangani maka nyawa janin terancam karena hidup dalam rahim kekurangan atau bahkan kehabisan cairan ketuban                   
Penyabab:
·         Inkompetensi serviks (leher rahim)
·         Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
·         Riwayat KPD sebelumya
·         Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
·         Kehamilan kembar
·         Trauma
·         Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
·         Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis
Dampak
a.       kehamilan multipel : kembar dua (50%), kembar tiga (90%)
b.      riwayat persalinan preterm sebelumnya
c.       tindakan sanggama
d.      pendarahan
e.       bakteriuria
f.       pH vagina di atas 4.5
g.      servix tipis / kurang dari 39 mm
h.       flora vagina abnormal
i.        fibronectin > 50 ng/ml
j.        kadar CRH (corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm
Penanganan
- deteksi faktor risiko
- deteksi infeksi secara dini
- USG : biometri dan funelisasi
Trimester pertama : deteksi faktor risiko, aktifitas seksual, pH vagina, USG, pemeriksaan Gram, darah rutin, urine.
Trimester kedua dan ketiga : hati-hati bila ada keluhan nyeri abdomen, punggung, kram di daerah pelvis seperti sedang haid, perdarahan per vaginam, lendir merah muda, discharge vagina, poliuria, diare, rasa menekan di pelvis.
F.      Infeksi  Intrapartum
yaitu infeksi yang terjadi dalam persalinan. Infeksi ini terjadi pada perlakuan periksa dalam lebih dari dua kali (kemungkinan kondisi kurang steril), keadaan Ibu yang lemah, ketuban pecah dini, atau penyakit infeksi pada vagina
Penyebab :
a.       ascending infection, pecahnya ketuban menyebabkan ada hubungan langsung antara ruang intraamnion dengan dunia luar.
b.      infeksi intraamnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ke ruang intraamnion.
c.        mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intrauterin menjalar melalui plasenta (sirkulasi fetomaternal).
d.       tindakan iatrogenik traumatik atau higiene buruk, misalnya pemeriksaan dalam yang terlalu sering, dan sebagainya, predisposisi infeksi   
2.2  Penampilan Bayi Baru Lahir
Umumnya  para  ibu dan ayah yang  baru  pertama  kali menjadi orang tua  tidak  siap menghadapi penampilan bayi yang di serahkan  kepada  mereka untuk pertama kalinya. Terlepas dari semua seruan dan komentar teman-teman dan keluarga, bayi yang baru lahir umumnya tidak manis. Biasanya bayi yang baru lahir mempunyai kepala yang nampak terlalu besar bagitubuhnya (kira-kira seperempat dati panjang keseluruhannya), tungkai kakiyang kurus dan seringkali ada bekas-bekas lebam, kecuali jika dilahirkanmelalui bedah caesar.Rambutnya mungkin tipis atau tebal, mungkin tidur atau berdiri. Jika rambutnya  tipis,  pembuluh darah bisa tampak membayang dan menonjol padakulit kepala dan denyutnya bisa tampak pada bagian-bagian yang lunak, atau pada fontanela dibagian puncak kepala.Matanya bisa tampak sipit karena ada lipatan disudur bagian dalam dan karena ada pembengkakan akibat persalinan dan pemberian tetes mata untuk mencegah infeksi. Mungkin juga terdapat warna merah karena pecahnya pembuluh darah karena adanya tekanan selama persalinan. Hidungnya mungkin rata dan dagunya tidak simetris atau terdesak ketika melalui rongga pinggul. Jika desakannya sangat besar, kepala bisa menjadi berbentuk meruncing, sehingga bayi seperti memakai topi. Bisa terdapat lebam, atau cephalotoma, yang menonjol dikulit kepala (umumnya, semua efek  persalinan ini akan menghilang dalam beberapa hari, atau paling lama dalam beberapa  minggu). Karena  kulit  bayi  masih  tipis,  maka  biasanya terlihat garis merah muda (ini juga terjadi pada bayi berkulit gelap) dari pembuluh darah dibawahnya.Seringkali kulit masih dilapisi oleh sisa-sisa vernix caseosa (lapisan seperti keju) yang melindungi kulit janin selama ia terendam dalam cairan amnionatau ketuban, meskipun makin terlambat bayi ini lahir, makin sedikit lapisan yang masih tersisa. Banyak bayi, terutama yang lahir dini, juga ditutupi olehlapisan lanugo, yaitu  rambut-rambut halus pralahir yang biasanya terdapat dibagian pundak, punggung, dahi dan pipi, yang akan menghilang dalamminggu pertama pasca lahir. Karena terjadi pemasukan hormon perempuandari plasenta tepat sebelum kelahiran, banyak bayi, baik perempuan maupunlaki-laki, mempunyai payudara atau alat kelamin yang membengkak. Bahkan mungkin terdapat pengeluaran seperti susu dari payudara dan pada bayi perempuan juga terdapat pengeluaran dari vagina yang kadang-kadang berdarah.Tampilan bayi baru lahir seperti ini akan mulai menghilang dalam beberapa minggu.
a.       Tubuh
Berat rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 ± 3,75 kg dan panjangnya 50 cm. Bayi yang baru lahir mempunyai bahu yang sempit, perut yang menonjol, panggul kecil, dan lengan serta kaki yang relatif  pendek, kecil, dan lentur.

b.      Kepala
Kepala bayi cukup besar bila dibandingkan dengan bagian tubuhnya yanglain. Kepala bayi dapat tampak lonjong atau gepeng akibat tekanan dalam panggul selama persalinan dan pelahiran.kondisi ini disebut molding.Kepala akan kembali ke bentuk bulat yang normal dalam waktu beberapahari. Kadang-kadang kulit kepala atau wajahnya lecet dan bengkak, namun hal  ini juga  akan  menghilang nantinya. Bayi lahir dengan dua titik lunak atau fontanel (daerah dimana tulang- tulang tengkorak belum menyatu sempurna). Akan terlihat bercak lunak yang besar dan berbentuk seperti intan pada bagian atas depankepala, sementara bercak yang lebih kecil dan berbentuk segitiga terlihatdibagian belakang.  Bercak  yang  lebih  besar  biasanya  menutup  pada usia delapan belas bulan; yang lebih kecil pada usia dua sampai enam bulan.Selaput yang menutupi fontanel cukup tebal dan kuat, sehingga penyikatatau mencuci kulit kepala tidak akan membuat bayi kesakitan.
Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam seminggu pertama. Bayi juga bisa mengalami cephal hematoma yaitu benjolan di kepala bagian samping akibat adanya darah yang terkumpul di antara kulit dan tulang tengkorak. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesulitan proses persalinan, bisanya terjadi 24 – 48 jam pasca persalinan. Tapi tidak mempengaruhi otak bayi dan bisa menghilang beberapa minggu. Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.

c.       Rambut
Beberapa bayi dilahirkan dengan rambut kepala yang lebat, sementaralainnya dilahirkan dengan keadaan hampir botak. Rambut halus dan lurus pada tubuh yang disebut lanugo dapat terlihat pada bagian punggung bayi, bahu, dahi, telinga, dan muka.Rambut ini terlihat sangat jelas pada bayi prematur. Lanugo biasanya menghilang selama beberapa minggu pertama.
d.      Mata
Bayi berkulit  putih  biasanya  mempunyai  mata  biru abu-abu; bayi berkulit gelap mempunyai mata berwarna coklat atau abu-abu gelap. Jika warnamata nantinya akan berubah, perubahan ini biasanya terjadi pada usiaenam bulan. Kelenjar air mata pada sebagian besar bayi baru lahir belum begitu banyak  memproduksi air mata sampai bayi berusia tiga minggu.
e.       Lepuh pada Bibir
Aktivitas menghisap yang kuat sering menyebabkan terjadinya lepuhyang tidak nyeri dibagian tengah bibir atas bayi. Kadang-kadang lepuhakibat penghisapan ini akan terkelupas. Lepuh tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang berangsur-angsur saat bibir menjadi makin kuat.

f.       Kulit
Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia, suhu dan keadaan bayi. Saat bayi lahir, warna kulit mungkin berwarna keunguan, lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan. Hal ini dapat merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang banyak, tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warna kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa hari.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar