Jumat, 14 Desember 2012

Kehamilan

Kehamilan
*      Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan. (H. Farrer, 1999 : 33)
b. Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 1999)
c. Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan oleh sperma. (Zr. Dra. Christina, 1996 : 63)
Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Sumber : Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
kehamilan adalah masa dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh yang membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin.
*      Etiologi Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.


b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Menurut Mochtar, 1998:17 Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan :
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
*      Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda Tidak Pasti
1. Amenorea
HPHT penting diketahui, supaya dapat menentukan usia kehamilan dan kapan perkiraan persalinan.

2. Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering terjadi pada pagi hari.
3. Sering buang air kecil
TMS I : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar.
TMS II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4. Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.
5. Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
6. Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
·         Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
·         Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi pada TMS I.
·         Varises
Biasanya dijumpai pada daerah genetalia eksterna, fossa poplilea, kaki dan betis.
·         Mengidam
b. Tanda-tanda Mungkin
1. Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2. Tanda piskasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.
3. Tanda chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan.
4. Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
5. Suhu basal
Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC s/d 37,8oC.
c. Tanda-tanda Pasti
1. Terdengar DJJ (Mulai Uk 18-20 minggu).
2. Teraba bagian-bagian anak saat dipalpasi.
3. Terasa pergerakan anak (mulai terasa pada Uk 18-20 minggu).
4. Pemeriksaan USG.
(Sarwono, 1999)
Standart Minimal Asuhan Antenatal Care (7T), yaitu :
a. Timbang berat badan.
Peningkatan berat bada ibu hamil total 10-13 kg naik tiap minggu ½ kg.
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pemberian imunisasi TT.
d. Pengukuran TFU.
e. Pemberian tablet.
f. Test terhadap PMS.
g. Temu vwicara dalam rangka persiapan rujukan.
*      Kehamilan Berisiko Tinggi
Kehamilan berisiko merupakan suatu kondisi yang berdampak menyebabkan gangguan pada ibu maupun janin yang dikandungya. Jika kondisi ini tidak diatasi, kemungkinan terjadi hal-hal riskan. Semisal bayi lahir premature atau memiliki gangguan lain yang tak diinginkan. Sedangkan ibu juga berpeluang mendapatkan penyakit serius yang sebetulnya dapat diobati agar tak mengganggu kehamilan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu berisiko tinggi menjalani kehamilan. Hamil di usia di bawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko melahirkan bayi berkelainan genetik. Infeksi virus seperti clamydia atau toksoplasma juga berisiko tinggi mengakibatkan keguguran atau melahirkan bayi cacat.
Ibu-ibu dengan kehamilan berisiko yang mengidap penyakit tertentu, seperti hipertensi, diabetes dan gangguan jantung sebaiknya lebih sering berkonsultasi dengan dokter kandungan, minimal seminggu sekali. Ini untuk memudahkan monitoring kesehatan ibu dan calon bayi. Kalau perlu lakukan screening kelainan genetik pada usia ibu hamil di atas 35 tahun agar janin yang berisiko menderita kelainan genetik dapat tertangani dengan baik dan lahir tanpa mengalami gangguan apapun. Kontrol yang rutin dapat juga meningkatkan rasa percaya diri ibu, sehingga tak mudah cemas selama hamil.
Usia–usia Beresiko Idealnya, kehamilan berlangsung saat ibu berusia 20 tahun sampai 35 tahun. Kenyataannya sebagian perempuan hamil berusia dibawah 20 tahun dan tidak sedikit pula yang mengandung di atas usia 35 tahun. Padahal kehamilan yang terjadi di bawah usia 20 tahun maupun di atas
Kehamilan di Usia Muda atau Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara cacat kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, karena adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
Prenatal Care, Agar kehamilan berjalan  lancar dan bayi dikandung juga sehat secara fisik dan mental, sebaiknya sebelum hamil calon ibu yang berusia diatas 35 tahun perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memeriksakan kesehatan guna memastikan ada tidaknya kelainan genetik yang bakal terjadi pada janin. Pemeriksaan dapat berupa pemeriksaan darah, ultrasound atau chorionic villus sampling (testing jaringan sekitar fetus) dan amniocentesis (mengambil sample dari cairan amniotic).
Selama hamil juga menjalani prenatal care, terutama bila ibu memiliki kondisi penyakit kronik seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau tengah menjalani masa pengobatan panjang yang dapat berisiko terhadap janin, Seperti dilansir dari dari Babycenter dan Buzzle, Rabu (31/3/2010), ada beberapa komplikasi kehamilan berisiko tinggi, antara lain:
1.      Anemia
Juga disebut sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat hampir sebesar 50 persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan. Janin berkembang bergantung pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan berat lahir rendah. Kekurangan vitamin dan mineral seperti vitamin B12, asam folat, besi, dan lainnya dapat menyebabkan anemia pada kehamilan. Namun, kondisi ini biasanya tidak dianggap berat, kecuali pada tingkat yang terlalu rendah.
2.      Intrauterine Growth Restriction
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari yang diharapkan selama beberapa minggu pertama kehamilan. Juga disebut sebagai pembatasan pertumbuhan janin. Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini, beratnya kurang dari 90 persen dari semua janin dari usia kehamilan yang sama, dan ada kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu sebelum 37 minggu. Kekurangan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan organ-organ adalah salah satu penyebab paling umum IUGR, yang mencegah sel dan jaringan tumbuh atau penurunan ukuran mereka. Kondisi ini juga dapat disebabkan karena keturunan.

Bayi yang baru lahir sering tampak lemah, pucat, longgar, kulit kering dan mata lebar. Selain itu, tali pusat mereka sangat tipis dan tampak tidak sehat dibandingkan dengan bayi normal yang mengkilap dan gemuk.
3.      Prematur yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu kehamilan dan terutama dicirikan oleh kontraksi rahim prematur, pecahnya kantung atau selaput ketuban atau dilatasi serviks. Meskipun sebenarnya penyebab persalinan prematur masih belum diketahui, pecah ketuban dini dianggap sebagai salah satu penyebab dominan, yang dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa penyakit medis yang kronis seperti jantung atau penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, infeksi, dan lainnya. Bayi yang lahir pada kondisi seperti ini sering kali kecil, memiliki berat lahir kecil dan mungkin memerlukan bantuan dalam bernapas, makan, melawan infeksi, dan mempertahankan suhu tubuh stabil.
4.      Premature Rupture of Membranes
Premature Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes (pecahnya ketuban terlalu dini atau PPROM). Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi pada rahim, perawatan yang salah sebelum melahirkan, penyakit menular seksual, perdarahan vagina, atau kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi seperti plasenta abruption (detasemen awal plasenta dari rahim), kompresi tali pusat, infeksi bedah caesar kelahiran dan pasca-melahirkan (setelah melahirkan).

5.      Gestational Diabetes
Gestational diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi di mana tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes lain yang mulai muncul selama kehamilan pada seorang wanita yang belum pernah sebelumnya didiagnosis diabetes.
Gestation diabetes selama kehamilan tidak terjadi karena kekurangan insulin, tetapi karena efek memblokir hormon lain pada insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Biasanya, gejala diabetes menghilang setelah melahirkan.
6.      Tekanan darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah suatu bentuk tekanan darah tinggi selama kehamilan yang lebih sering terjadi pada wanita muda dengan kehamilan pertama, kehamilan kembar, atau pada seorang wanita yang menderita masalah kesehatan lainnya seperti diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya. Dalam kondisi ekstrim, seorang wanita dapat menderita eklampsia (bentuk yang parah akibat kehamilan hipertensi) yang terjadi di akhir kehamilan dan dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil.
7.      Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim). Kondisi dapat mengakibatkan pendarahan yang berlebihan atau perdarahan di bagian bawah rahim atau area plasenta yang menutupi leher rahim. Faktor risiko lain yang terlibat adalah abnormal implantasi dari plasenta, memperlambat pertumbuhan janin, kelahiran prematur, cacat lahir dan infeksi selama kehamilan.
8.      Hidroamnios
Hidroamnios adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar janin. Kondisi ini dapat mengakibatkan cacat lahir, prematur pecah ketuban atau kantung ketuban, plasenta abruption dan tali pusar prolaps. Diabetes, kelainan gastrointestinal, gagal jantung, kegagalan bawaan, transfusi kembar sindrom adalah beberapa faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan Hidroamnios selama kehamilan.
9.      Penyakit Rhesus
Penyakit Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi. Setiap individu memiliki tipe darah (O, A, B, atau AB) dan faktor Rh, baik positif atau negatif, yang mendefinisikan karakteristik khusus tertentu.
Pada kasus Rh ibu negatif dan Rh bayi yang positif, komplikasi dapat terjadi jika sel-sel darah merah bayi menyalib ke Rh negatif ibu, terutama pada saat pengiriman ketika plasenta melepaskan atau selama keguguran atau aborsi. Pada dasarnya, dalam penyakit Rh ini, sistem kekebalan tubuh ibu mempertimbangkan Rh positif sel-sel darah merah bayi sebagai benda asing dan merespons dengan menghasilkan antibiotik untuk melawan dan menghancurkan sel-sel asing ini. Umumnya, selama kehamilan pertama, sensitifasi Rh tidak mungkin terjadi, tetapi hanya menjadi masalah di masa depan kehamilan dengan bayi Rh positif lain. Sebagai antibodi ibu melewati plasenta untuk melawan sel-sel Rh positif atau menghancurkan sel-sel darah merah dalam tubuh bayi, bayi yang baru lahir dapat menjadi anemia atau komplikasi lain seperti penyakit kuning atau pembesaran organ.
10.  Kehamilan Post-Term
Kehamilan Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu, sering kali karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan kehamilan. Pada dasarnya, dekat akhir kehamilan, plasenta mulai berkurang dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Selain itu, volume cairan ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya pasokan oksigen janin menjadi sedikit dan akan menghentikan kenaikan berat badan.
11.  Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang terjadi ketika lebih dari satu telur subur dan tertanam di dalam rahim. Riwayat keluarga kehamilan kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu atau lebih kehamilan sebelumnya), obat-obatan yang merangsang ovulasi tertentu, dapat berkontribusi pada kehamilan seorang wanita.
Meskipun bukan komplikasi kehamilan risiko tinggi yang parah, persalinan prematur, hipertensi akibat kehamilan, anemia, lahir cacat, keguguran, kelahiran caesar, perdarahan pasca melahirkan, adalah beberapa kesulitan yang dapat dikaitkan dengan hal ini.
12.  Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar rahim, dekat tabung tuba di mana tidak ada cukup aliran darah untuk janin tetap hidup dan akhirnya mati. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami masalah ketidaksuburan, endometriosis, penyakit menular seksual, operasi tuba dan pembuahan intrauterine device (IUD).
13.  Keguguran
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:
  • Terancam (bercak dan perdarahan di trimester pertama)
  • Lengkap (janin, plasenta dan jaringan lain yang disahkan dengan pendarahan)
  • Tidak lengkap (beberapa bagian dari jaringan tetap di dalam rahim)
  • Lewat aborsi (janin mati tetapi tidak melewati keluar dari rahim)
  • Septik (terinfeksi keguguran)
  • Berulang (lebih dari tiga kali keguguran)
14.  Kelahiran mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan di mana bayi meninggal di dalam rahim. Diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan bawaan, penyakit Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi lahir mati.

15.  Pendarahan pasca melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi, di mana terjadi perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Kondisi ini lebih umum setelah bedah caesar, rahim terus kontraksi dan mengusir plasenta. Akibatnya, kontraksi ini menekan pembuluh darah di daerah di mana plasenta dihubungkan, intens menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan.

Untuk mengatasi komplikasi kehamilan berisiko tinggi berkonsultasilah dengan dokter, melakukan tes kehamilan berisiko tinggi dan konsumsi obat yang tepat memungkinkan wanita dengan masalah medis menikmati kehamilan dengan sehat dan suks.

*      Factor penyebab kehamilan tinggi
a.      Kondisi Ibu
Kondisi fisik seorang ibu bisa berpengaruh pada kehamilannya. Usia yang tepat seorang wanita hamil dan melahirkan adalah para rentang usia 20-30 tahun atau maksimal 35 tahun. Seorang wanita yang mulai hamil umur 20 tahun dengan rentang waktu kehamilan berikutnya 2-3 tahun. Tinggi seorang ibu juga berpengaruh. Tinggi kurang dari 145 cm mempertinggi resiko penyulit kehamilan. Begitupun jika ibu terlalu kurus dan kurang gizi dapat mempengaruhi kondisi kehamilannya. Kondisi kesehatan ibu mencakup sebelum masa kehamilan maupun penyakit yang timbul pada masa kehamilan. Beberapa penyakit yang dapat mempertinggi kehamilan resiko tinggi misalnya kelainan jantung, tekanan darah yang meninggi, sakit kepala yang hebat dan beberapa penyakit kronis seperti asma, diabetes dan lain-lain. Selain faktor tersebut perlu diwaspadai juga serangan virus, parasit  dan penyakit menular lainnya yang dapat mempengaruhi kehamilan seorang ibu. Karena itu seorang dokter biasanya melakukan pemeriksaan di awal kehamilan seorang calon ibu untuk memastikan suatu kehamilan resiko tinggi atau tidak.
b.      Kondisi Bayi
Kondisi bayi juga dapat berpengaruh pada kehamilan resiko tinggi, termasuk kehamilan bayi kembar. Faktor lainnya mencakup letak plasenta seperti plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) maupun solusio plasenta (plasenta lepas sebelum bayi lahir). Selain itu perlu pula diwaspadai kondisi bayi seperti bayi yang terlalu besar. Ini dapat  menjadi penyulit pada jalan lahir. Kelainan bawaan janin seperti hidrosefalus, kelainan letak janin dan lain-lain perlu juga diwaspadai.
c.       Faktor Lingkungan
Angka kematian ibu melahirkan memperlihatkan pentingnya sikap waspada pada kehamilan resiko tinggi. Sebaiknya seorang ibu hamil menjaga asupan makanannya, memperoleh udara bersih, menghindari polusi dan istirahat yang cukup. Sayangnya kondisi di masyarakat kita, terutama pada masyarakat kelas menengah ke bawah, belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan seorang ibu hamil. Tak jarang ditemukan kasus seorang ibu hamil tidak pernah sekalipun memeriksakan kehamilannya pada dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Mereka pun tidak mengkonsumsi makanan sehat, akibatnya tentu saja berpengaruh pada sang ibu dan bayi dalam kandungannya.
Kehamilan berisiko tinggi adalah keadaan dimana kondisi ibu hamil bisa menyebabkan janin tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan seseorang termasuk  dalam kehamilan berisiko tinggi adalah:
a.       Usia
Wanita yang hamil diusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ketika hamil anak pertama memiliki resiko kehamilan yang cukup tinggi.
b.      Pre Eklampsia atau Gejala Keracunan Kehamilan
Kondisi ini ditandai dengan naiknya tekanan darah ibu hamil, terdapatnya protein dalam urin, serta timbulnya pembengkakan pada tubuh (ederma), Jika anda merasakan gejala-gejala ini terjadi pada anda, segeralah berbaring dan banyak beristirahat.
c.       Eklampsia atau Keracunan Kehamilan
Wanita hamil yang mengalami eklampsia akan menunjukan tanda-tanda yang sama dengan mereka yang mengalami Pre eklampsia. Hanya saja wanita yang mengalami eklampsia akan mengalami kejang-kejang diseluruh tubuhnya. Biasanya dokter akan memberi obat anti kejang untuk menanganinya.
d.      Penyakit Jantung
Ibu hamil yang diketahui memiliki penyakit jantung, perlu pengawasan ekstra dari dokter. Hal ini untuk menghindari mereka melakukan aktivitas berlebihan yang dapat membahayakan jantungnya.
e.       Diabetes Melitus
Ibu hamil yang menderita diabetes melitus atau kencing manis harus memperhatikan makanannya demi menjaga kesehatan janin dan dirinya. Selain itu seringkali para dokter mengkhawatirkan bayi yang lahir dari ibu hamil yang menderita diabetes melitus, yang biasanya akan berukuran besar sehingga membutuhkan tindakan tertentu dalam persalinan.
f.       Anemia
Sebanyak 70% wanita pernah mengalami anemia. Ketika hamil tubuh wanita akan lebih mudah lagi mengalami anemia. Kondisi ini disebabkan karena tubuh ibu hamil memerlukan darah merah lebih banyak ketika persalinan. Anemia dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan janin, atau janin lahir dengan berat badan rendah. Karena itu kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi, baik untuk kesehatan dirinya maupun janinnya.
g.      Riwayat Obstetrik Buruk
Ibu hamil yang memiliki riwayat obstetrik buruk yaitu mereka yang sebelumnya pernah mengalami keguguran atau pendarahan berulang, melahirkan dini, menjalani operasi caecar, pernah melahirkan janin yang sudah meninggal, atau mengalami pendarahan setelah melahirkan.

*      Perawatan Kehamilan Yang Benar


Perawatan kehamilan adalah memberikan pengawasan atau pemeliharaan ibu hamilsampai melahirkan bayinya, dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada ibu-ibu hamil, melahirkan serta nifas, serta menurunkan angka kematian bayi sampai umur sekitar 1 tahun serta anak-anak prasekolah.
Karena seorang Ibu hamil kesehatannya perlu diawasi atau dirawat agar:
ü  Ibu hamil selalu dalam keadaan sehat dan selamat
ü  Bila timbul kelainan pada kehamilan atau timbul gangguan kesehatannya, dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan perawatan yang tepat.
ü  Dapat diberikan penyuluhan tentang cara memelihara diri sendiri waktu hamil
ü  Dapat diberikan suntikan kekebalan terhadap tetanus

*      Pelaksanaan Perawatan Kehamilan
a)      Memberikan penyuluhan atau menganjurkan para Ibu-ibu untuk pergi memeriksakan kehamilannya ke BKIA/Puskesmas secara teratur.
b)      Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang:
ü  kebersihan perorangan
ü  mandi setiap hari
ü  kuku pendek
ü  cukup istirahat dan tidur
ü  makanan bergizi
ü  keluarga berencana
ü  anjuran untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
persalinan dan untuk bayi yang akan dilahirkan.
c)      Dengan pengamatan yang cermat, bila didapati kelainan-kelainan pada ibu hamil atau keluhan-keluhan yang tidak wajar, kirimlah ke BKIA/Puskesmas untuk pemeriksaan dan pengobatan.

*      Pentingnya Suntikan Kekebalan terhadap Tetanus
Agaknya sudah pernah menyaksikan/menjumpai bayi yang baru lahir berumur 1 minggu atau kurang dengan kejang-kejang karena 3kibat dari pemotongan tali pusat dengan alat yang kotor atau tidak disuci-hamakan terlebih dahulu. Sebagai tindakan pencegahan para ibu hamil, diberi kekebalan dengan suntikan TFT, untuk melindungi ibu dan juga bayinya di dalam kandungan terhadap penyakit tersebut.
*      Pemeriksaan Kehamilan
Untuk pemeriksaan kehamilan para ibu umumnya pergi ke Puskesmas. Tetapi untuk persalinan, tidak selalu mereka mencari pertolongan ke Puskesmas atau memanggil Bidan ke rumah, malahan sebagian besar ibu-ibu terutama yang bertempat tinggal di pedesaan mereka memanggil dukun bayi. Oleh karena itu dukun perlu melakukan pemeriksaan dahulu, dan karena itu pula semua penolong persalinan ataupun orang-orang yang memegang kebijakan tentang hal itu, sebelum mereka menolong persalinan, haruslah terlebih dahulu memahami serta mempunyai pengetahuan tentang pelaksanaan pemeriksaan kehamilan secara sungguh-sungguh, dan perlu mengenal dahulu tanda-tanda kehamilan yaitu tanda-tanda hamil muda dan tanda-tanda hamil tua.
*      Tujuan Perawatan Ibu Hamil
  1. Ibu sampai akhir kehamilan sama sehat atau lebih sehat daripada sebelum hamil
  2. Setiap komplikasi kehamilan dapat dicegah/ dideteksi scr dini dan diberi penatalaksanaan secara adekuat
  3. Setiap problema fisik atau psikologis yang timbul semasa kehamilan dapat dideteksi dan diobati
  4. Ibu dapat melahirkan anak yang sehat
  5. Ibu mempunyai kesempatan untuk membahas kecemasan & ketakutannya tentang kehamilannya dengan bidan.
  6. Pasangan dipersiapkan untuk kelahiran& perawatan anak termasuk mendapatkan info tentang diet, perawatan anak dan KB
*      Hal Yang Penting Diketahui Bunda :
a.       Timbang Berat Badan setiap kali melakukan periksa hamil (ANC/Ante Natal Care)
# Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan #
Kenaikan BB yg harus dicapai < 18,5 (kurus) è 12.5-18 kg 18,5-25 (N) è 11.5-16 kg 25-27 (gemuk) è 7-11.5 kg >27 (Obesitas) è Max 7 kg
Rumusnya : BB (Kg) IMT = ---------- TB² (Cm)
b.      Periksa Tekanan darah (Tensi) ibu# Awas...!!!Hipertensi dapat menyebabkan keracunan kehamilan..!!! #
c.       Ukur Tinggi Fundus Uteri dan periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) untuk menilai kesejahteraan dan perkembangan janin dalam kandungan ibu # Dengan pemeriksaan yang tepat dan teliti dapat mengetahui Pertumbuhan dan perkembangan janin dengan baik #
d.      Minum 1 Tablet tambah darah setiap hari selama hamil # Minum tablet tambah darah HANYA dengan air putih atau air jeruk…JANGAN dengan Teh..!!#
e.       Minta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan/bidan # Imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir #
f.        Mintalah untuk diperiksa Test Kadar Haemoglobin (HB) darah  ibu untuk deteksi dini anemia ibu hamil # Anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin #
g.      Mintalah nasehat kepada petugas kesehatan tentang Tekan (pijat) payudara, perawatan dan senam payudara. # Rawatlah payudara guna persiapan pemberian ASI #
h.      Tingkatkan  kebugaran ibu hamil dengan senam hamil, mintalah petugas kesehatan untuk melatih anda. # Senam hamil secara teratur dapat memperlancar proses persalinan#
i.        Lakukan Temu wicara (konseling) dengan petugas kesehatan setiap kali ibu memeriksakan kehamilan.
j.        Lakukan Latihan Relaksasi Hypno-birting secara rutin guna kenyamanan dan kelancaran proses kehamilan dan persalinan.
k.      Sering mengajak bicara janin yang ada dalam kandungan sambil memberikan elusan pada perut dengan lembut setelah usia kendungan mencapai 4 bulan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar