Kehamilan
Pengertian Kehamilan
a. Kehamilan adalah penyatuan sperma
dari laki-laki dan ovum dari perempuan. (H. Farrer, 1999 : 33)
b. Kehamilan adalah masa dimulai
dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9
bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Sarwono, 1999)
c. Kehamilan adalah seorang wanita
mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan oleh sperma. (Zr. Dra.
Christina, 1996 : 63)
Kehamilan
adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya
konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Sumber :
Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan
adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu
membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
kehamilan
adalah masa dimana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan
keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan
sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh yang membuat
terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin.
Etiologi
Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila
terdapat 5 aspek berikut, yaitu :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang
terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh
zona pellusida oleh kromosom radiata.
b. Spermatozoa
Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk
lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian
tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.
c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan
ovum di tuba fallopii.
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke
dalam endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang
berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya.
Menurut Mochtar, 1998:17 Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan
:
a. Triwulan I antara 0-12 minggu.
b. Triwulan II antara 12-28 minggu.
c. Triwulan III antara 28-40 minggu.
Tanda-Tanda
Kehamilan
a. Tanda-tanda Tidak Pasti
1. Amenorea
HPHT penting diketahui, supaya dapat menentukan usia
kehamilan dan kapan perkiraan persalinan.
2. Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering
terjadi pada pagi hari.
3. Sering buang air kecil
TMS I : karena kandung kencing
tertekan uterus yang mulai membesar.
TMS II dan III : karena janin mulai
masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4.
Pimentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta
yang merangsang melanosfor dan kulit.
5.
Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu
nafsu makan akan timbul lagi.
6.
Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.
·
Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun
yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
·
Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae
sering terjadi pada TMS I.
·
Varises
Biasanya dijumpai pada daerah
genetalia eksterna, fossa poplilea, kaki dan betis.
·
Mengidam
b. Tanda-tanda Mungkin
1. Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2. Tanda piskasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas
ke jurusan pembesaran perut.
3. Tanda chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi
kebiru-biruan.
4. Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
5. Suhu basal
Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC
s/d 37,8oC.
c. Tanda-tanda Pasti
1. Terdengar DJJ (Mulai Uk 18-20
minggu).
2. Teraba bagian-bagian anak saat
dipalpasi.
3. Terasa pergerakan anak (mulai
terasa pada Uk 18-20 minggu).
4. Pemeriksaan USG.
(Sarwono, 1999)
Standart Minimal Asuhan Antenatal Care (7T), yaitu :
a. Timbang berat badan.
Peningkatan berat bada ibu hamil total 10-13 kg naik tiap
minggu ½ kg.
b. Pengukuran tekanan darah.
c. Pemberian imunisasi TT.
d. Pengukuran TFU.
e. Pemberian tablet.
f. Test terhadap PMS.
g. Temu vwicara dalam rangka
persiapan rujukan.
Kehamilan Berisiko Tinggi
Kehamilan berisiko merupakan suatu kondisi yang berdampak menyebabkan
gangguan pada ibu maupun janin yang dikandungya. Jika kondisi ini tidak
diatasi, kemungkinan terjadi hal-hal riskan. Semisal bayi lahir premature atau memiliki
gangguan lain yang tak diinginkan. Sedangkan ibu juga berpeluang mendapatkan
penyakit serius yang sebetulnya dapat diobati agar tak mengganggu kehamilan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan ibu berisiko tinggi menjalani
kehamilan. Hamil di usia di bawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko
melahirkan bayi berkelainan genetik. Infeksi virus seperti clamydia atau
toksoplasma juga berisiko tinggi mengakibatkan keguguran atau melahirkan bayi
cacat.
Ibu-ibu dengan kehamilan berisiko yang mengidap penyakit tertentu,
seperti hipertensi, diabetes dan gangguan jantung sebaiknya lebih sering
berkonsultasi dengan dokter kandungan, minimal seminggu sekali. Ini untuk
memudahkan monitoring kesehatan ibu dan calon bayi. Kalau perlu lakukan
screening kelainan genetik pada usia ibu hamil di atas 35 tahun agar janin yang
berisiko menderita kelainan genetik dapat tertangani dengan baik dan lahir
tanpa mengalami gangguan apapun. Kontrol yang rutin dapat juga meningkatkan
rasa percaya diri ibu, sehingga tak mudah cemas selama hamil.
Usia–usia Beresiko Idealnya, kehamilan berlangsung saat ibu berusia 20
tahun sampai 35 tahun. Kenyataannya sebagian perempuan hamil berusia dibawah 20
tahun dan tidak sedikit pula yang mengandung di atas usia 35 tahun. Padahal
kehamilan yang terjadi di bawah usia 20 tahun maupun di atas
Kehamilan di Usia Muda atau Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak
kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang.
Sementara cacat kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan,
karena adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
Prenatal Care, Agar kehamilan berjalan lancar dan bayi dikandung juga sehat secara
fisik dan mental, sebaiknya sebelum hamil calon ibu yang berusia diatas 35
tahun perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memeriksakan
kesehatan guna memastikan ada tidaknya kelainan genetik yang bakal terjadi pada
janin. Pemeriksaan dapat berupa pemeriksaan darah, ultrasound atau chorionic
villus sampling (testing jaringan sekitar fetus) dan amniocentesis (mengambil
sample dari cairan amniotic).
Selama hamil juga menjalani prenatal care, terutama bila ibu memiliki
kondisi penyakit kronik seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau tengah
menjalani masa pengobatan panjang yang dapat berisiko terhadap janin, Seperti
dilansir dari dari Babycenter dan Buzzle, Rabu (31/3/2010), ada
beberapa komplikasi kehamilan berisiko tinggi, antara lain:
1. Anemia
Juga disebut
sebagai anemia kehamilan, ini adalah kondisi di mana tubuh memiliki sedikit
sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ
tubuh. Selama kehamilan volume darah seorang wanita meningkat hampir sebesar 50
persen dan konsentrasi sel darah merah bisa diencerkan. Janin berkembang
bergantung pada darah ibu tapi jika ibu menderita anemia dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin yang buruk, lahir prematur dan berat lahir rendah. Kekurangan
vitamin dan mineral seperti vitamin B12, asam folat, besi, dan lainnya dapat
menyebabkan anemia pada kehamilan. Namun, kondisi ini biasanya tidak dianggap
berat, kecuali pada tingkat yang terlalu rendah.
2. Intrauterine
Growth Restriction
Intrauterine
Growth Restriction (IUGR) adalah suatu kondisi dimana janin lebih kecil dari
yang diharapkan selama beberapa minggu pertama kehamilan. Juga disebut sebagai
pembatasan pertumbuhan janin. Janin yang tumbuh pada kondisi seperti ini,
beratnya kurang dari 90 persen dari semua janin dari usia kehamilan yang sama,
dan ada kemungkinan bayi lahir prematur, yaitu sebelum 37 minggu. Kekurangan
nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
organ-organ adalah salah satu penyebab paling umum IUGR, yang mencegah sel dan
jaringan tumbuh atau penurunan ukuran mereka. Kondisi ini juga dapat disebabkan
karena keturunan.
Bayi yang baru lahir sering tampak lemah, pucat, longgar, kulit kering dan mata lebar. Selain itu, tali pusat mereka sangat tipis dan tampak tidak sehat dibandingkan dengan bayi normal yang mengkilap dan gemuk.
Bayi yang baru lahir sering tampak lemah, pucat, longgar, kulit kering dan mata lebar. Selain itu, tali pusat mereka sangat tipis dan tampak tidak sehat dibandingkan dengan bayi normal yang mengkilap dan gemuk.
3. Prematur
yang tidak wajar (Preterm Labor)
Prematur
labor adalah tidakwajaran yang dimulai sebelum 37 minggu kehamilan dan terutama
dicirikan oleh kontraksi rahim prematur, pecahnya kantung atau selaput ketuban
atau dilatasi serviks. Meskipun sebenarnya penyebab persalinan prematur masih
belum diketahui, pecah ketuban dini dianggap sebagai salah satu penyebab
dominan, yang dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa penyakit medis yang
kronis seperti jantung atau penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, infeksi, dan
lainnya. Bayi yang lahir pada kondisi seperti ini sering kali kecil, memiliki
berat lahir kecil dan mungkin memerlukan bantuan dalam bernapas, makan, melawan
infeksi, dan mempertahankan suhu tubuh stabil.
4. Premature
Rupture of Membranes
Premature
Rupture of Membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban
sebelum persalinan dimulai. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu
disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes (pecahnya ketuban
terlalu dini atau PPROM). Kondisi ini biasanya terjadi karena infeksi pada
rahim, perawatan yang salah sebelum melahirkan, penyakit menular seksual,
perdarahan vagina, atau kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum
alkohol. Kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi seperti plasenta
abruption (detasemen awal plasenta dari rahim), kompresi tali pusat, infeksi
bedah caesar kelahiran dan pasca-melahirkan (setelah melahirkan).
5. Gestational
Diabetes
Gestational
diabetes merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi di mana
tingkat glukosa darah akan meningkat dan gejala diabetes lain yang mulai muncul
selama kehamilan pada seorang wanita yang belum pernah sebelumnya didiagnosis
diabetes.
Gestation diabetes selama kehamilan tidak terjadi karena kekurangan insulin, tetapi karena efek memblokir hormon lain pada insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Biasanya, gejala diabetes menghilang setelah melahirkan.
Gestation diabetes selama kehamilan tidak terjadi karena kekurangan insulin, tetapi karena efek memblokir hormon lain pada insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Biasanya, gejala diabetes menghilang setelah melahirkan.
6. Tekanan
darah tinggi atau Pregnancy Induced Hypertension
Pregnancy-induced
hypertension (PIH) adalah suatu bentuk tekanan darah tinggi selama kehamilan yang
lebih sering terjadi pada wanita muda dengan kehamilan pertama, kehamilan
kembar, atau pada seorang wanita yang menderita masalah kesehatan lainnya
seperti diabetes, hipertensi kronis, dan lainnya. Dalam kondisi ekstrim,
seorang wanita dapat menderita eklampsia (bentuk yang parah akibat kehamilan
hipertensi) yang terjadi di akhir kehamilan dan dapat menyebabkan kejang pada
ibu hamil.
7. Placenta
Previa
Plasenta
previa adalah komplikasi umum pada kehamilan yang berisiko tinggi, di mana
plasenta melekat dekat atau menutupi leher rahim (pembukaan rahim). Kondisi
dapat mengakibatkan pendarahan yang berlebihan atau perdarahan di bagian bawah
rahim atau area plasenta yang menutupi leher rahim. Faktor risiko lain yang
terlibat adalah abnormal implantasi dari plasenta, memperlambat pertumbuhan
janin, kelahiran prematur, cacat lahir dan infeksi selama kehamilan.
8. Hidroamnios
Hidroamnios
adalah suatu kondisi kelebihan cairan ketuban di sekitar janin. Kondisi ini
dapat mengakibatkan cacat lahir, prematur pecah ketuban atau kantung ketuban,
plasenta abruption dan tali pusar prolaps. Diabetes, kelainan gastrointestinal,
gagal jantung, kegagalan bawaan, transfusi kembar sindrom adalah beberapa
faktor yang dapat berkontribusi menyebabkan Hidroamnios selama kehamilan.
9. Penyakit
Rhesus
Penyakit
Rhesus atau Rh adalah kondisi yang jarang terjadi ketika ada ketidakcocokan
antara jenis darah ibu dan bayi. Setiap individu memiliki tipe darah (O, A, B,
atau AB) dan faktor Rh, baik positif atau negatif, yang mendefinisikan karakteristik
khusus tertentu.
Pada kasus Rh ibu negatif dan Rh bayi yang positif, komplikasi dapat terjadi jika sel-sel darah merah bayi menyalib ke Rh negatif ibu, terutama pada saat pengiriman ketika plasenta melepaskan atau selama keguguran atau aborsi. Pada dasarnya, dalam penyakit Rh ini, sistem kekebalan tubuh ibu mempertimbangkan Rh positif sel-sel darah merah bayi sebagai benda asing dan merespons dengan menghasilkan antibiotik untuk melawan dan menghancurkan sel-sel asing ini. Umumnya, selama kehamilan pertama, sensitifasi Rh tidak mungkin terjadi, tetapi hanya menjadi masalah di masa depan kehamilan dengan bayi Rh positif lain. Sebagai antibodi ibu melewati plasenta untuk melawan sel-sel Rh positif atau menghancurkan sel-sel darah merah dalam tubuh bayi, bayi yang baru lahir dapat menjadi anemia atau komplikasi lain seperti penyakit kuning atau pembesaran organ.
Pada kasus Rh ibu negatif dan Rh bayi yang positif, komplikasi dapat terjadi jika sel-sel darah merah bayi menyalib ke Rh negatif ibu, terutama pada saat pengiriman ketika plasenta melepaskan atau selama keguguran atau aborsi. Pada dasarnya, dalam penyakit Rh ini, sistem kekebalan tubuh ibu mempertimbangkan Rh positif sel-sel darah merah bayi sebagai benda asing dan merespons dengan menghasilkan antibiotik untuk melawan dan menghancurkan sel-sel asing ini. Umumnya, selama kehamilan pertama, sensitifasi Rh tidak mungkin terjadi, tetapi hanya menjadi masalah di masa depan kehamilan dengan bayi Rh positif lain. Sebagai antibodi ibu melewati plasenta untuk melawan sel-sel Rh positif atau menghancurkan sel-sel darah merah dalam tubuh bayi, bayi yang baru lahir dapat menjadi anemia atau komplikasi lain seperti penyakit kuning atau pembesaran organ.
10. Kehamilan
Post-Term
Kehamilan
Post-Term adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu, sering kali
karena kesalahan perhitungan tanggal pembuahan kehamilan. Pada dasarnya, dekat
akhir kehamilan, plasenta mulai berkurang dan tidak mampu berfungsi dengan
baik. Selain itu, volume cairan ketuban juga mulai menurun. Sebagai akibatnya
pasokan oksigen janin menjadi sedikit dan akan menghentikan kenaikan berat
badan.
11. Kehamilan
ganda
Kehamilan
ganda adalah kehamilan dengan dua atau lebih janin, yang terjadi ketika lebih
dari satu telur subur dan tertanam di dalam rahim. Riwayat keluarga kehamilan
kembar, usia lebih tua, paritas tinggi (satu atau lebih kehamilan sebelumnya),
obat-obatan yang merangsang ovulasi tertentu, dapat berkontribusi pada
kehamilan seorang wanita.
Meskipun bukan komplikasi kehamilan risiko tinggi yang parah, persalinan prematur, hipertensi akibat kehamilan, anemia, lahir cacat, keguguran, kelahiran caesar, perdarahan pasca melahirkan, adalah beberapa kesulitan yang dapat dikaitkan dengan hal ini.
Meskipun bukan komplikasi kehamilan risiko tinggi yang parah, persalinan prematur, hipertensi akibat kehamilan, anemia, lahir cacat, keguguran, kelahiran caesar, perdarahan pasca melahirkan, adalah beberapa kesulitan yang dapat dikaitkan dengan hal ini.
12. Kehamilan
ektopik
Kehamilan
ektopik adalah suatu kehamilan yang berkembang di luar rahim, dekat tabung tuba
di mana tidak ada cukup aliran darah untuk janin tetap hidup dan akhirnya mati.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami masalah
ketidaksuburan, endometriosis, penyakit menular seksual, operasi tuba dan
pembuahan intrauterine device (IUD).
13. Keguguran
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:
Juga disebut sebagai aborsi spontan, keguguran didefinisikan sebagai kehilangan kehamilan awal, yang dapat dikategorikan ke jenis berikut:
- Terancam (bercak dan perdarahan di trimester pertama)
- Lengkap (janin, plasenta dan jaringan lain yang disahkan dengan pendarahan)
- Tidak lengkap (beberapa bagian dari jaringan tetap di dalam rahim)
- Lewat aborsi (janin mati tetapi tidak melewati keluar dari rahim)
- Septik (terinfeksi keguguran)
- Berulang (lebih dari tiga kali keguguran)
14.
Kelahiran
mati
Merupakan kondisi yang sangat disayangkan
di mana bayi meninggal di dalam rahim. Diabetes, tekanan darah tinggi, kelainan
bawaan, penyakit Rh, masalah plasenta, adalah penyebab pasti bayi lahir mati.
15.
Pendarahan
pasca melahirkan
Pendarahan pasca melahirkan
merupakan salah satu komplikasi kehamilan berisiko tinggi, di mana terjadi
perdarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Kondisi ini lebih umum setelah
bedah caesar, rahim terus kontraksi dan mengusir plasenta. Akibatnya, kontraksi
ini menekan pembuluh darah di daerah di mana plasenta dihubungkan, intens
menyebabkan perdarahan pasca-melahirkan.
Untuk mengatasi komplikasi kehamilan berisiko tinggi berkonsultasilah dengan dokter, melakukan tes kehamilan berisiko tinggi dan konsumsi obat yang tepat memungkinkan wanita dengan masalah medis menikmati kehamilan dengan sehat dan suks.
Untuk mengatasi komplikasi kehamilan berisiko tinggi berkonsultasilah dengan dokter, melakukan tes kehamilan berisiko tinggi dan konsumsi obat yang tepat memungkinkan wanita dengan masalah medis menikmati kehamilan dengan sehat dan suks.
Factor penyebab
kehamilan tinggi
a.
Kondisi Ibu
Kondisi fisik seorang ibu bisa berpengaruh pada
kehamilannya. Usia yang tepat seorang wanita hamil dan melahirkan adalah para rentang usia 20-30 tahun
atau maksimal 35 tahun. Seorang wanita yang mulai hamil umur 20 tahun dengan
rentang waktu kehamilan berikutnya 2-3 tahun. Tinggi seorang ibu juga
berpengaruh. Tinggi kurang dari 145 cm mempertinggi resiko penyulit kehamilan.
Begitupun jika ibu terlalu kurus dan kurang gizi dapat mempengaruhi kondisi kehamilannya. Kondisi
kesehatan ibu mencakup sebelum masa kehamilan maupun penyakit yang timbul pada
masa kehamilan. Beberapa penyakit yang dapat mempertinggi kehamilan resiko
tinggi misalnya kelainan jantung, tekanan darah yang meninggi, sakit kepala
yang hebat dan beberapa penyakit kronis seperti asma, diabetes dan lain-lain. Selain faktor tersebut perlu diwaspadai
juga serangan virus, parasit dan penyakit menular lainnya yang dapat
mempengaruhi kehamilan seorang ibu. Karena itu seorang dokter biasanya
melakukan pemeriksaan di awal kehamilan seorang calon ibu untuk memastikan
suatu kehamilan resiko tinggi atau tidak.
b.
Kondisi Bayi
Kondisi bayi juga dapat berpengaruh pada kehamilan resiko
tinggi, termasuk kehamilan bayi kembar. Faktor lainnya mencakup letak plasenta seperti
plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) maupun solusio plasenta
(plasenta lepas sebelum bayi lahir). Selain itu perlu pula diwaspadai kondisi
bayi seperti bayi yang terlalu besar. Ini dapat menjadi penyulit pada
jalan lahir. Kelainan bawaan janin seperti hidrosefalus, kelainan letak janin dan lain-lain perlu juga diwaspadai.
c.
Faktor
Lingkungan
Angka kematian ibu melahirkan memperlihatkan pentingnya
sikap waspada pada kehamilan resiko tinggi. Sebaiknya seorang ibu hamil menjaga
asupan makanannya, memperoleh udara bersih, menghindari polusi dan istirahat
yang cukup. Sayangnya kondisi di masyarakat kita, terutama pada masyarakat
kelas menengah ke bawah, belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan
seorang ibu hamil. Tak jarang ditemukan kasus seorang ibu hamil tidak pernah
sekalipun memeriksakan kehamilannya pada dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Mereka pun tidak mengkonsumsi makanan sehat, akibatnya tentu saja berpengaruh
pada sang ibu dan bayi dalam kandungannya.
Kehamilan
berisiko tinggi adalah keadaan dimana kondisi ibu hamil bisa menyebabkan janin
tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan
janin. Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan seseorang termasuk
dalam kehamilan berisiko tinggi adalah:
a. Usia
Wanita yang hamil diusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ketika hamil anak pertama memiliki resiko kehamilan yang cukup tinggi.
Wanita yang hamil diusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ketika hamil anak pertama memiliki resiko kehamilan yang cukup tinggi.
b. Pre Eklampsia atau Gejala Keracunan
Kehamilan
Kondisi ini ditandai dengan naiknya tekanan darah ibu hamil,
terdapatnya protein dalam urin, serta timbulnya pembengkakan pada tubuh
(ederma), Jika anda merasakan gejala-gejala ini terjadi pada anda, segeralah
berbaring dan banyak beristirahat.
c. Eklampsia atau Keracunan Kehamilan
Wanita hamil yang mengalami eklampsia akan menunjukan
tanda-tanda yang sama dengan mereka yang mengalami Pre eklampsia. Hanya saja
wanita yang mengalami eklampsia akan mengalami kejang-kejang diseluruh
tubuhnya. Biasanya dokter akan memberi obat anti kejang untuk menanganinya.
d. Penyakit Jantung
Ibu hamil yang diketahui memiliki penyakit jantung, perlu
pengawasan ekstra dari dokter. Hal ini untuk menghindari mereka melakukan
aktivitas berlebihan yang dapat membahayakan jantungnya.
e. Diabetes Melitus
Ibu hamil yang menderita diabetes melitus atau kencing manis
harus memperhatikan makanannya demi menjaga kesehatan janin dan dirinya. Selain
itu seringkali para dokter mengkhawatirkan bayi yang lahir dari ibu hamil yang
menderita diabetes melitus, yang biasanya akan berukuran besar sehingga
membutuhkan tindakan tertentu dalam persalinan.
f. Anemia
Sebanyak 70% wanita pernah mengalami anemia. Ketika hamil tubuh wanita akan lebih mudah lagi mengalami anemia. Kondisi ini disebabkan karena tubuh ibu hamil memerlukan darah merah lebih banyak ketika persalinan. Anemia dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan janin, atau janin lahir dengan berat badan rendah. Karena itu kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi, baik untuk kesehatan dirinya maupun janinnya.
Sebanyak 70% wanita pernah mengalami anemia. Ketika hamil tubuh wanita akan lebih mudah lagi mengalami anemia. Kondisi ini disebabkan karena tubuh ibu hamil memerlukan darah merah lebih banyak ketika persalinan. Anemia dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan janin, atau janin lahir dengan berat badan rendah. Karena itu kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi, baik untuk kesehatan dirinya maupun janinnya.
g. Riwayat Obstetrik Buruk
Ibu hamil yang memiliki riwayat obstetrik buruk yaitu mereka
yang sebelumnya pernah mengalami keguguran atau pendarahan berulang, melahirkan
dini, menjalani operasi caecar, pernah melahirkan janin yang sudah meninggal,
atau mengalami pendarahan setelah melahirkan.
Perawatan Kehamilan Yang Benar
Perawatan kehamilan adalah memberikan pengawasan atau
pemeliharaan ibu hamilsampai melahirkan bayinya, dengan tujuan menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian pada ibu-ibu hamil, melahirkan serta nifas,
serta menurunkan angka kematian bayi sampai umur sekitar 1 tahun serta
anak-anak prasekolah.
Karena seorang Ibu hamil kesehatannya
perlu diawasi atau dirawat agar:
ü Ibu hamil selalu dalam keadaan sehat dan
selamat
ü Bila timbul kelainan pada kehamilan atau
timbul gangguan kesehatannya, dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan
perawatan yang tepat.
ü Dapat diberikan penyuluhan tentang cara
memelihara diri sendiri waktu hamil
ü
Dapat
diberikan suntikan kekebalan terhadap tetanus
Pelaksanaan Perawatan Kehamilan
a) Memberikan penyuluhan atau menganjurkan
para Ibu-ibu untuk pergi memeriksakan kehamilannya ke BKIA/Puskesmas
secara teratur.
b) Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu
tentang:
ü
kebersihan
perorangan
ü
mandi
setiap hari
ü
kuku
pendek
ü
cukup
istirahat dan tidur
ü
makanan
bergizi
ü
keluarga
berencana
ü
anjuran
untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk
persalinan dan untuk bayi yang akan dilahirkan.
persalinan dan untuk bayi yang akan dilahirkan.
c)
Dengan
pengamatan yang cermat, bila didapati kelainan-kelainan pada ibu hamil atau
keluhan-keluhan yang tidak wajar, kirimlah ke BKIA/Puskesmas untuk pemeriksaan
dan pengobatan.
Pentingnya Suntikan Kekebalan terhadap Tetanus
Agaknya sudah pernah
menyaksikan/menjumpai bayi yang baru lahir berumur 1 minggu atau kurang dengan
kejang-kejang karena 3kibat dari pemotongan tali pusat dengan alat yang kotor
atau tidak disuci-hamakan terlebih dahulu. Sebagai tindakan pencegahan para ibu
hamil, diberi kekebalan dengan suntikan TFT, untuk melindungi ibu dan juga
bayinya di dalam kandungan terhadap penyakit tersebut.
Pemeriksaan Kehamilan
Untuk pemeriksaan
kehamilan para ibu umumnya pergi ke Puskesmas. Tetapi untuk persalinan, tidak
selalu mereka mencari pertolongan ke Puskesmas atau memanggil Bidan ke rumah,
malahan sebagian besar ibu-ibu terutama yang bertempat tinggal di pedesaan
mereka memanggil dukun bayi. Oleh karena itu dukun perlu melakukan pemeriksaan
dahulu, dan karena itu pula semua penolong persalinan ataupun orang-orang yang
memegang kebijakan tentang hal itu, sebelum mereka menolong persalinan,
haruslah terlebih dahulu memahami serta mempunyai pengetahuan tentang
pelaksanaan pemeriksaan kehamilan secara sungguh-sungguh, dan perlu mengenal
dahulu tanda-tanda kehamilan yaitu tanda-tanda hamil muda dan tanda-tanda hamil
tua.
Tujuan Perawatan Ibu Hamil
- Ibu sampai akhir kehamilan sama sehat atau lebih sehat daripada sebelum hamil
- Setiap komplikasi kehamilan dapat dicegah/ dideteksi scr dini dan diberi penatalaksanaan secara adekuat
- Setiap problema fisik atau psikologis yang timbul semasa kehamilan dapat dideteksi dan diobati
- Ibu dapat melahirkan anak yang sehat
- Ibu mempunyai kesempatan untuk membahas kecemasan & ketakutannya tentang kehamilannya dengan bidan.
- Pasangan dipersiapkan untuk kelahiran& perawatan anak termasuk mendapatkan info tentang diet, perawatan anak dan KB
Hal
Yang Penting Diketahui Bunda :
a. Timbang Berat Badan setiap kali
melakukan periksa hamil (ANC/Ante Natal Care)
# Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan #
# Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan #
Kenaikan BB yg harus dicapai <
18,5 (kurus) è 12.5-18 kg 18,5-25 (N) è 11.5-16 kg 25-27 (gemuk) è 7-11.5 kg >27
(Obesitas) è Max 7 kg
Rumusnya
: BB (Kg) IMT = ---------- TB² (Cm)
b. Periksa Tekanan darah (Tensi) ibu#
Awas...!!!Hipertensi dapat menyebabkan keracunan kehamilan..!!! #
c. Ukur Tinggi Fundus Uteri dan periksa
Denyut Jantung Janin (DJJ) untuk menilai kesejahteraan dan perkembangan janin
dalam kandungan ibu # Dengan pemeriksaan yang tepat dan teliti dapat mengetahui
Pertumbuhan dan perkembangan janin dengan baik #
d. Minum 1 Tablet tambah darah setiap
hari selama hamil # Minum tablet tambah darah HANYA dengan air putih atau air
jeruk…JANGAN dengan Teh..!!#
e. Minta imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
kepada petugas kesehatan/bidan # Imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah
penyakit tetanus pada bayi baru lahir #
f. Mintalah untuk diperiksa Test Kadar
Haemoglobin (HB) darah ibu untuk deteksi
dini anemia ibu hamil # Anemia sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin #
g. Mintalah nasehat kepada petugas
kesehatan tentang Tekan (pijat) payudara, perawatan dan senam payudara. #
Rawatlah payudara guna persiapan pemberian ASI #
h. Tingkatkan kebugaran ibu hamil dengan senam hamil,
mintalah petugas kesehatan untuk melatih anda. # Senam hamil secara teratur
dapat memperlancar proses persalinan#
i.
Lakukan
Temu wicara (konseling) dengan petugas kesehatan setiap kali ibu memeriksakan
kehamilan.
j.
Lakukan
Latihan Relaksasi Hypno-birting secara rutin guna kenyamanan dan kelancaran
proses kehamilan dan persalinan.
k. Sering mengajak bicara janin yang
ada dalam kandungan sambil memberikan elusan pada perut dengan lembut setelah
usia kendungan mencapai 4 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar